Dua ratus sepuluh ribu karyawan Nestlé di seluruh dunia kini menggunakan Workplace by Facebook sebagai tool komunikasi dan kolaborasi internal perusahaan.
Proyek implmentasi Workplace dimulai sembilan bulan silam dengan tujuan meningkatkan kolaborasi di antara karyawan Nestlé di seluruh dunia. Workplace diharapkan akan meningkatkan interaksi internal dan mempercepat respons, serta mendorong para karyawan bereksperimen, berkolaborasi, dan berbagi informasi serta ide.
“Nestlé merupakan lingkungan yang mengedepankan orang (people-first). Kami sangat bergantung pada tim kami untuk mengelola lebih dari 2.000 brand Nestlé di seluruh dunia. Kami membantu para karyawan berkembang dan memberi tool yang tepat kepada karyawan, dan Workplace cocok untuk itu,” Chris Johnson, Nestlé Executive Vice President, mengungkapkan alasan Nestlé mengadopsi Workplace, seperti dikutip dari Nestle.com
Implementasi Workplace merupakan bagian dari komitmen Nestlé untuk memberdayakan karyawan dan mempertahankan budaya kinerja tinggi. Nestlé juga makin terbuka dengan menawarkan konfigurasi kantor terbuka dan lingkungan kerja yang lebih fleksibel..
Proyek ini juga memperlihatkan upaya Nestle untuk senantiasa mengadopsi teknologi dan sistem terbaik. “Menggunakan Facebook Workplace, kami dapat memberikan akses ke sebuah platform di mana karyawan kami di seluruh dunia dapat membangun interaksi yang memungkinkan mereka berbagi informasi dengan lebih cepat dan interaktif,” ujar Filippo Catalano, Chief Information Officer, Nestlé.
Meskipun sebagian besar karyawan telah bergabung di platform Workplace, proyek implementasi masih akan terus berlangsung sepanjang tahun ini. Perusahaan lain yang telah mengadopsi Workplace, di antaranya Walmart (2,2 juta karyawan) dan Starbucks (240.000 karyawan)
Facebook Versi Bisnis
Diluncurkan awal Oktober 2016, Workplace by Facebook sederhananya adalah Facebook versi bisnis, tentu saja dengan look & feel, dan fungsi-fungsi yang mirip versi consumernya, seperti News Feed, Groups, Chat, Events dan Live, serta kemampuan integrasi mobile.
Fitur Live dapat dimanfaatkan oleh para manajer untuk terkoneksi secara langsung dengan karyawan di berbagai lokasi. Sementara tim Sales dapat menggunakan Workplace, misalnya untuk melakukan check in harian dan berbagi informasi serta best practice dalam melakukan tugas-tugas mereka.
Workplace tersedia dalam dua pilihan: Premium dan Standard. Dengan Workplace Premium, pengguna dapat mengakses aneka tool yang disediakan pihak ketiga (atau disebut integrations) dan lebih banyak fitur enteprise, seperti single sign on, API, dan tool IT monitoring. Di ajang konferensi tahunan F8 tahun lalu, Facebook mengumumkan lima puluh integrasi terbaru pada Workplace, di antaranya SurveyMonkey, Atlassian, dan Sharepoint. Sedangkan versi Standard dapat digunakan secara gratis namun fitur-fiturnya terbatas.
Untuk menggunakan Workplace, pengguna harus mendaftar dengan akun e-mail bisnis/kantor. Setelah terdaftar, Workplace yang tersedia dalam versi web dan aplikasi, akan memberitahu pengguna bahwa ada pengguna lain dengan domain e-mail yang sama dan mengkoneksikannya dengan para pengguna tersebut.
Akun Workplace terpisah dari akun Facebook pribadi pengguna sehingga tidak perlu khawatir akun pribadi pengguna tercampur dengan akun kantor atau bos Anda tak sengaja melihat foto-foto masa kecil Anda.
Akrab Dengan Pengguna
Di pasar platform kolaborasi, Workplace tentu tidak sendirian. Ada beberapa penantang yang sudah lebih dulu berada di sana, misalnya Microsoft Teams, Slack, dan vendor-vendor berskala lebih kecil, seperti Crew and Zinc.
Menghadapi rival-rivalnya yang sudah lebih matang, Facebook mengklaim Workplace berbeda dari yang lain. Seperti kita tahu, sebagai platform media sosial, Facebook memiliki miliaran monthly active user di seluruh dunia. Tiap orang, mulai dari milenial sampai kakek dan nenek saja punya akun Facebook. Bahkan ada yang membuat akun Facebook untuk hewan peliharaannya. Semua orang akrab dengan Facebook, yang artinya akan familier pula dengan Workplace. Selain sifat familier, Facebook dirancang untuk semua orang dari berbagai kalangan dan dengan beragam kemampuan teknis.
Di lingkungan kerja, kolaboarasi umumnya dilakukan melalui e-mail, chat, panggilan telepon, atau video conferencing. Sementara teknologi modern memungkinkan orang bekerja di mana saja, bahkan terpisah secara geografis. Dan Workplace menawarkan kemampuan kolaborasi dengan berbagai cara, menggunakan platform yang sudah melekat dengan aktivitas pengguna sehari-hari.
Source | : | infokomputer.com |
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR