E-commerce Bukalapak memperkenalkan platform baru bernama Mitra Bukalapak untuk merengkuh warung-warung kecil agar tersentuh teknologi.
Platform ini mempermudah distribusi antara warung-warung yang terdaftar sebagai mitra Bukalapak, langsung ke produsen besar.
Terdapat aplikasi Mitra Bukalapak tersendiri yang bisa diunduh oleh para pemilik warung, dari toko aplikasi Google Play Store (Android).
Sejak dikembangkan mulai 2017 lalu, Bukalapak mengklaim ada sekitar 500.000 warung yang sudah bergabung, serta 700.000 pelaku usaha mandiri.
Tahun ini, Bukalapak mengalokasikan investasi Rp 1 Triliun untuk mengembangkan platform Mitra Bukalapak dengan target menambah jumlah warung lebih banyak.
"Kami akan investasi Rp 1 triliun untuk mitra warung," jelas CEO Bukalapak, Achmad Zaky.
Zaky mengatakan bahwa alasan Bukalapak menyasar sektor offline adalah karena masih banyak potensi dari transaksi offline itu sendiri.
"Transaksi offline di Indonesia masih 95 persen. Dari sekitar 300 juta orang Indonesia, yang pernah belanja online sekitar 20 juta. Sehingga kita lihat sebagai potensi transaksi yang masih besar," jelas Zaky.
Meski menyediakan platform untuk bisnis offline, Zaky mengatakan inti bisnis Bukalapak masih bertumpu pada online, yang disebut Zaky transaksinya telah tumbuh tiga kali lipat.
"Kita ingin membuat ekosistem usaha kecil yang advance agar mereka bisa jadi kelas menengah dan menyokong ekonomi nasional," imbuh Zaky.
Aplikasi ini mulai bisa diunduh para pemilik warung di toko aplikasi Google Play Store. Dengan aplikasi ini, Zaky mengatakan bahwa semua produsen besar baik nasional maupun lokal bisa mendistribusikan barangnya langsung ke warung-warung.
Sehingga warung-warung tersebut bisa mendapatkan harga barang yang lebih terjangkau dan bisa mendapatkan promo langsung dari produsen.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR