"Walaupun proposisi nilai mereka diperluas, penawaran intinya telah membuahkan kesuksesan di pasar negara berkembang karena biaya penggunaan perangkat seluler relatif masih lebih tinggi dibanding pendapatan rata-rata," tulis App Annie.
Di balik kesuksesannya, WhatsApp menyimpan beberapa masalah besar. Selain dituduh menjadi penyebab penyebaran hoaks, sejak tahun 2017 lalu dua pendiri WhatsApp, yakni Jan Koum dan Brian Acton, angkat kaki dari perusahaan yang dirintisnya.
Hengkangnya dua pendiri itu disebut karena perbedaan visi dengan sang bos besar Facebook, Mark Zuckerberg.
Setelah keduanya pergi, banyak beredar rumor bahwa WhatsApp kemungkinan akan diselipi iklan melalui fitur WhatsApp Status.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR