Huawei mengumumkan peluncuran core-chip pertama yang dirancang khusus untuk base station 5G. Chip bernama Huawei TIANGANG itu memiliki kemampuan untuk mendukung gelaran jaringan 5G yang telah disederhanakan, bahkan untuk jaringan 5G berskala besar di seluruh dunia.
Chip 5G end-to-end tersebut mampu mendukung beragam standar dan jenis pita jaringan (termasuk C band, 3.5Ghz, maupun 2.6Ghz), guna menghadirkan akses layanan nirkabel dan microwave terbaik bagi pelanggan.
Ada bebrapa terobosan yang diusung Huawei TIANGANG, antara lain kemampuan integrasi, daya komputasi, dan pitalebar spektral. Chip tersebut mampu mengintegrasikan power amplifiers (PAs) aktif dengan antenna arrays pasif menjadi sebuah antena yang berukuran sangat kecil, dalam skala besar.
Kapasitas komputasi Huawei TIANGANG 2,5 kali lebih tinggi dari kemampuan chip generasi sebelumnya. Dengan mengusung algoritma mutakhir dan teknologi beamforming tercanggih saat ini, satu chip dapat mengontrol sampai dengan 64 kanal. Angka tersebut merupakan pencapaian tertinggi di industri saat ini. Chip ini juga mendukung pitalebar spektral yang sangat tinggi, yakni 200 MHz, sehingga siap untuk mendukung penggelaran-penggelaran masa depan.
Huawei TIANGANG juga mengusung serangkaian penyempurnaan pada active antenna units (AAUs) yang revolusioner, sehingga mendukung dibangunnya base stations dengan ukuran 50 persen lebih kecil, bobot 23 persen lebih ringan, serta konsumsi daya terpangkas hingga 21 persen. Dengan chip ini, waktu untuk penggelaran base stations 5G bisa dipersingkat 50 persen daripada penggelaran base station 4G. Fitur-fitur mutakhir yang disematkan pada Huawei TIANGANG diharapkan dapat mengatasi beragam permasalahan, seperti memangkas biaya penggelaran jaringan dan proses akuisisi lahan yang tinggi.
“Huawei memiliki komitmen kuat untuk terus berinvestasi di bidang sains dan teknologi. Kami berhasil menghadirkan beragam terobosan baru di bidang teknologi, sekaligus menjadi pionir dalam menghadirkan teknologi-teknologi kunci yang mendukung diusungnya 5G komersial dalam skala besar,” tutur Ryan Ding, Huawei Executive Director of the Board and Carrier BG CEO.
Huawei mengatakan telah berhasil membukukan 30 kontrak 5G komersial dan mengapalkan lebih dari 25.000 base station 5G secara global. "Kapabilitas Huawei sudah tidak diragukan lagi sebagai perusahaan terdepan dalam menghadirkan 5G end-to-end, serta jaringan 5G dan operations & maintenance (O&M) andal yang telah disimplifikasikan. Kami terdepan dalam penggelaran 5G komersial dan pembangunan sebuah ekosistem industri yang paripurna,” kata Ryan Ding.
Pada 9 Januari 2019 lalu, 5G blade base station dari Huawei juga berhasil menyabet penghargaan bergengsi, yaitu First Class Progress in Science and Technology Prize. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas keberhasilan Huawei dalam menghadirkan terobosan besar di bidang teknologi dan desain modular terpadu pada 5G blade base station. Seluruh unit base station mengusung blade form factor. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan pengguna untuk melakukan penggabungan sejumlah modul yang tidak seragam, sehingga proses instalasi base station 5G menjadi lebih sederhana dan lebih mudah.
"Seluruh seri produk yang mendukung skenario 5G tersimplifikasi mampu mendukung disuguhkannya performa dan pengalaman 5G yang paripurna. Produk-produk yang kami hadirkan mendukung proses penggelaran jaringan dan efisiensi O&M secara optimal. Proses penggelaran 5G kini menjadi jauh lebih simpel dibandingkan pada penggelaran 4G,” tandas Yang Chaobin, President of Huawei 5G Network Product Line.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR