Siapa yang tidak mengenal Google? Hampir semua pengguna internet di dunia pasti mengenalnya. Sebagai salah satu raksasa perusahaan teknologi saat ini, Google telah banyak menelurkan berbagai platform yang beberapa dari platform tersebut mungkin tidak pernah lepas dari keseharian Anda. Seperti Gmail, Maps, atau Youtube misalnya.
Namun, ternyata Google juga pernah beberapa kali meluncurkan produk yang akhirnya gagal tumbuh dan bersaing di pasaran. Bahkan, Tahun 2019 ini Google akan kembali menutup beberapa platformnya yaitu Google+, Inbox by Gmail, Hangouts, dan Google Allo.
Lebih lanjut, berikut ini adalah sepuluh produk gagal milik Google yang akhirnya ditutup. Silahkan disimak!
Baca Juga : Lima Situs Ini Bisa Bantu Anda Mencari Inspirasi Desain UI/UX
1. Picasa
Dikembangkan oleh LifeScape Inc. pada 2002, Picasa diakuisisi oleh Google pada tahun 2004 dan berhasil menjadi aplikasi fotografi yang sangat popular pada masanya. Picasa sendiri merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mengedit dan mengorganisir foto dan video yang ada di perangkat penggunanya. Pada Maret 2016, Google resmi menutup Picasa dan menyarankan seluruh pengguna aplikasi tersebut bermigrasi ke Google Photos.
2. Google Buzz
Diluncurkan pada 2010, Google Buzz adalah adalah layanan jejaring sosial yang terintegrasi dengan layanan Gmail. Fitur utama dari platform ini yaitu memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto, video, tautan ke situs web, dan konten lainnya dengan pengguna lain yang ada di kontak Gmail tersebut. Bahkan, pada saat itu kehadirannya digadang-gadang untuk menyaingi Facebook dan Twitter. Sayangnya, pada 14 Oktober 2011, Google mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan seluruh layanan Google Buzz lantaran masalah privasi pengguna dan ketidakmampuannya bersaing dengan platform media sosial lain. Puncaknya, Google Buzz resmi berhenti beroperasi pada 15 Desember 2011 dan digantikan oleh Google+.
3. Google Labs
Google Labs adalah sebuah tempat di mana siapa dapat melihat demonstrasi dari proyek-proyek baru yang dikembangkan oleh Google. Selama bertahun-tahun kehadirannya, Google Labs telah menginkubasi beberapa proyek besar, seperti Google Spreadsheets, Google Docs, Google Desktop, Google Maps, Google Maps dan Google Trends. Karena melihat tidak adanya peluang bisnis dari platform ini, pada Juli 2011, pihak Google mengumumkan bahwa mereka menutup Google Labs.
Baca Juga : Enam Situs Untuk Mempelajari Teknologi Artificial Intelligence
4. Google Reader
Merupakan layanan RSS (Really Simple Syndication) yang popular untuk melihat RSS Feed. Seperti diketahui, RSS Feed berfungsi untuk memudahkan pengguna untuk mendapatkan berbagai berita dengan dari situs yang yang diikuti tanpa harus mengunjungi satu persatu situs yang diikuti tersebut. Dengan alasan penggunanya yang semakin menurun khawatir akan menimbulkan biaya tersembunyi (hidden cost) dari masalah privasi, pada Juli 2013 Google memutuskan untuk menutup platform yang telah dibangunnya ini.
5. iGoogle
Dirilis pada 2005, iGoogle merupakan halaman milik pengguna yang bisa dikostumisasi dengan beragam widget dan RSS langganan dari situs atau blog favorit. Layanan ini resmi pensiun pada 1 November 2013.
6. Google Goggles
Merupakan aplikasi seluler pengenalan gambar yang dikembangkan oleh Google. Fitur utama aplikasi ini yaitu untuk membantu pencarian informasi di Google berdasarkan gambar yang diambil oleh pengguna melalui perangkat seluler. Misalnya, mengambil gambar landmark terkenal atau mengambil gambar barcode suatu produk maka aplikasi akan otomatis mencari informasi tentang hal pengguna cari tersebut. Aplikasi ini secara resmi dihentikan pada 20 Agustus 2018 dengan pembaharuan terakhirnya yang mengarahkan penggunanya untuk mengunduh aplikasi Google Lens.
7. Google Helpouts
Google Helpouts adalah layanan kolaborasi online dari Google yang diluncurkan pada November 2013 dan memungkinkan pengguna untuk berbagi keahlian mereka melalui video langsung dan memberikan bantuan real-time dari komputer atau perangkat seluler mereka. Sayangnya, pada 20 April 2015, Google resmi menutup Google Helpouts yang menyatakan bahwa platform ini tidak dapat tumbuh seperti target yang diharapkan perusahaan.
Baca Juga : Lima Rekomendasi Software Editing Video yang Cocok untuk Pemula
8. Google Notebook
Merupakan aplikasi untuk clipping web yang memudahkan penyimpanan dan pengorganisasian informasi yang terkumpul saat penggunanya melakukan riset secara online. Google Notebook merupakan alat yang dipasang di peramban Google, yang memungkinkan pengguna menulis catatan, menyimpan teks, gambar, dan link halaman-halaman web selama melakukan penjelajahan. Bisa dibilang, platform ini merupakan pencetus dari yang namanya catatan berbasis online. Meski demikian, pada Juli 2012 platform ini resmi ditutup oleh Google karena beberapa alasan tertentu.
9. Picnik
Diakusisi oleh Google pada 2010, Picnik adalah aplikasi pengeditan foto secara online yang didirikan oleh Mike Harrington, Darrin Massena, dan Jonathan Sposato. Pada 19 April 2013, karena Google ingin fkcus pada produk-produk utamanya, Picnik terpaksa ditutup dan para timnya dialihkan untuk mengembangkan produk Google lainnya.
10 Google Wave
Diperkenalkan pertama kali pada pada konferensi Google I / O pada 27 Mei 2009, Google Wave adalah platform komputasi berbasis web dan protokol komunikasi yang dirancang untuk menggabungkan fitur utama media komunikasi seperti email, pesan instan, wiki, dan jejaring sosial. Berusia tidak lama, pada 2012 Google resmi memberhentikan pengembangan Wave dan menyerahkan pengembangan kepada perusahaan Apache Software Foundation yang mengembangkannya menjadi platform yang disebut Wave in a Box. Lagi-lagi, platform ini kembali gagal dan resmi ditutup pada Januari tahun lalu.
Baca Juga : Nuerafarm: Memerangi Hama Tanaman dengan Artificial Intelligence
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR