Apple pekan ini mengumumkan laporan keuangan kuartal-I tahun finansial 2019. Sesuai prediksi para analis pasar, pendapatan dari iPhone anjlok sebesar 15 persen dibanding tahun lalu.
Padahal, iPhone merupakan sumber uang utama Apple dengan kontribusi terbesar terhadap keuangan perusahaan itu.
Pendapatan Apple pun ikut menyusut 5 persen gara-gara lesunya penjualan iPhone, menjadi 84,3 miliar dollar AS 9Rp 1.191 triliun) di kuartal ini.
Dari angka tersebut, sekitar 52 miliar dollar (Rp 735 triliun) AS disumbang oleh iPhone, menurun dari 61,1 miliar dollar AS yang tercatat pada 2017 lalu.
Penjualan iPhone baru memang belum mampu mendongkrak penjualan iPhone. Bahkan periode libur Natal dan Tahun Baru pun disebut tidak mampu mengangkat performa penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bulan November 2018 lalu, Apple menargetkan pendapatan antara 89-93 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.254 - 1.310 triliun).
Lemahnya penjualan di China dan negara berkembang disebut-sebut menjadi biang penurunan pendapatan Apple.
"Meskipun mengecewakan meleset dari pedoman pendapatan, kami mengelola Apple untuk jangka panjang dan hasil kuartal ini menunjukan bahwa kekuatan mendasar dari bisnis kami berjalan dalam dan luas," ujar CEO Apple, Tim Cook sebagaimana dirangkum ZDNet.
Laporan keuangan terbaru dari Apple untuk pertama kalinya ikut didampingi pengumuman jumlah iPhone yang beredar. Menurut Apple, kini terdapat 900 juta iPhone aktif yang terbesar di seluruh dunia.
Meski iPhone menurun, pendapatan Apple dari kategori produk dan layanan lainnya justru meningkat. Dari komputer Mac misalnya, pendapatan tumbuh 9 persen ke angka 7,4 miliar dollar AS (Rp 104 triliun).
Perangkat wearable, Home and Accessories juga tumbuh 33 persen, dan iPad tumbuh 17 persen ke angka 6,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 94,4 triliun).
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR