Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda mensomasi Facebook senilai Rp 1 triliun karena laman (page) Facebook-nya dihapus dan dikaitkan dengan jaringan penyebar hoaks Saracen.
Facebook pun angkat bicara dengan memberikan pernyataan singkat menanggapi gugatan somasi senilai Rp1 triliun tersebut.
Juru bicara Facebook mengatakan Facebook memiliki prioritas untuk meminimalisasi kekuatan grup Saracen yang menggunakan akun, halaman, dan grup yang disusupi, serta mencegah kemungkinan yang berbahaya.
"Apabila pemilik sah dari akun, halaman, dan grup yang terdampak menghubungi kami, kami terbuka untuk menelaah dan mengkaji akun mereka kembali," kata juru bicara Facebook dalam pernyataannya.
Kasus somasi ini berawal setelah Facebook mengumumkan pihaknya sudah menghapus sejumlah page, grup, dan akun Facebook yang dianggap terkait dengan Saracen.
Facebook pun sebenarnya sudah memberikan penjelasan tentang alasan pihaknya menghapus page milik Permadi Arya. Facebook memang menyebut, semua page, akun, dan grup ini tertaut dengan sindikat online Saracen.
"Kami menghapus page, grup, dan akun berdasarkan tindakan dan aktivitas mereka di Facebook, bukan karena konten yang diunggah," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook Nathaniel Gleicher seperti dikutip dari Newsroom Facebook.
Menurut Gleicher, dalam hal penghapusan akun ini, orang-orang di balik aktivitas saling terkait satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk mempresentasikan diri mereka sendiri.
"Itu adalah dasar dari tindakan kami (menghapus page, akun, dan grup)," kata Gleicher.
Secara total, Gleicher menyebut, Facebook menghapus 207 laman (page), 800 akun individual, dan 546 grup yang berkaitan dengan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten meresahkan lainnya.
Gleicher juga mengungkap kalau masing-masing laman Facebook diperkirakan memiliki sekitar 170.000 orang pengikut. Bahkan, satu akun Instagram setidaknya mengantongi 65.000 pengikut.
Adapun beberapa page dan grup yang sudah dihapus Facebok, meliputi Permadi Arya (laman), Kata Warga (laman), Darknet ID (laman), Berita Hari Ini (grup), dan juga ac milan indo (grup).
“Maksud dari perilaku mereka ini adalah si pemilik akun yang ada di balik aktivitas ini, berkoordinasi satu sama lain dengan memakai akun palsu. Aktivitas mereka jelas tidak otentik,” kata Gleicher menegaskan.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR