Bersiap Gagal
Banyak perusahaan menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi untuk bisnis, namun implementasinya memang tidak mudah. Berbagai tantangan harus dihadapi, mulai dari sisi investasi, memilih solusi yang tepat, sampai kesiapan SDM. Menanggapi tantangan ini, Vaness memiliki beberapa masukan berdasarkan strategi yang selama ini digunakan Huawei.
“Saya kira yang paling penting adalah don’t kill ideas” ungkap ayah dua anak kembar ini. Perusahaan harus mengapresiasi setiap ide yang muncul, dan jika ide tersebut layak dieksekusi, lakukan dengan membentuk tim baru. Hal ini dilakukan Huawei saat membentuk Computing Intelligence, sebuah unit bisnis yang khusus mengembangkan solusi seputar Artificial Intelligence.
Tim baru ini juga diberi keleluasaan mengelola bisnisnya dengan cara baru, tanpa harus mengikuti birokrasi di perusahaan utama. Dengan begitu, tim ini akan lincah dalam menjawab perubahan cepat yang terjadi.
Meski begitu, bukan berarti tim baru ini akan sukses. Vaness menekankan pentingnya menerima kegagalan dari tim baru ini. “Jika mereka gagal, belajarlah dari kegagalan tersebut” ungkap Vaness. Dengan begitu, saat perusahaan melakukan transformasi, mereka memiliki pengalaman yang memadai.
Beruntung bagi perusahaan Indonesia, belajar dari kegagalan sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus menjalani sendiri. “Perusahaan Indonesia bisa belajar dari kesuksesan maupun kegagalan dari perusahaan China, Jepang, atau Korea Selatan yang memiliki ekosistem lebih matang” tambah Vaness.
“Dengan banyak belajar, perusahaan Indonesia bisa terhindar dari kesalahan yang sama”.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR