CTI Group resmi mengumumkan bahwa akan kembali menggelar seminar dan pameran infrastruktur TI terbesar di Indonesia, yaitu CTI IT Infrastructure Summit. Digelar pada 13 Maret 2019 mendatang, topik utama yang akan dibahas dalam acara ini adalah teknologi Artificial Intelligence (AI) dan peranannya bagi bisnis perusahaan/organisasi.
Seperti diketahui, AI merupakan teknologi yang mensimulasi kecerdasan manusia sehingga komputer/mesin dapat memecahkan persoalan dan mengambil keputusan secara lebih cerdas dan manusiawi.
Teknologi ini tengah menjadi megatrend berkat kemunculan deep learning, salah satu turunan AI yang mampu mereplikasi cara kerja otak manusia.
AI yang sudah banyak diaplikasikan di kehidupan sehari-hari melalui penggunaan Google Search maupun virtual assistant seperti Siri, kini mulai digunakan untuk berbagai tujuan bisnis, antara lain meningkatkan layanan pelanggan (chatbot), deteksi fraud, cyber security (face recognition), dan pengelolaan lalu lintas.
Inovasi dan manfaatnya bagi bisnis akan dibahas dalam CTI IT Infrastructure Summit yang memasuki tahun keenamnya dengan judul “AI for Business: Bringing Cognitive Technology to Business Applications.”
Pada konferensi pers kick-off CTI IT Infrastructure Summit 2019 yang diadakan hari ini (21/02/19) di Jakarta, Rachmat Gunawan selaku Direktur CTI Group, mengatakan “AI memiliki peluang yang besar bagi semua industri. Adopsinya semakin luas, mulai dari deteksi fraud dan dokumen palsu di sektor keuangan, memberikan rekomendasi medis bagi pasien, efisiensi transportasi melalui self driving cars, hingga otomasi proses produksi di industri manufaktur.”
“Namun di balik itu ada berbagai tantangan, seperti bagaimana mendefiniskan use case di perusahaan, keterbatasan SDM ahli dan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Untuk itu dalam CTI IT Infrastructure Summit ini, kami ingin membantu para pelaku bisnis untuk dapat memiliki wawasan dan pemahaman yang baik terkait tools dan best practice AI agar implementasinya dapat berjalan dengan tepat sesuai dengan visi perusahaan,” tambahnya.
Konsep AI sudah digaungkan sejak tahun 1950-an oleh ilmuwan bernama Alan Turing dan perkembangannya semakin muktahir berkat dukungan ketersediaan data, teknologi computing dan algoritma yang jauh lebih canggih.
Menurut lembaga penelitian McKinsey, penerapan AI secara tepat dapat mengurangi biaya operasional bisnis, meningkatkan pendapatan, dan mengoptimalkan penggunaan aset perusahaan melalui 4P: proyeksi masa depan, produksi barang dan jasa dengan lebih murah, promosi produk secara tepat dan peningkatan layanan terhadap pelanggan.
Robert Suryakusuma selaku Country Manager Aruba Indonesia, mengatakan bahwa AI berpotensi mentransformasi dan mengoptimalkan performa bisnis dalam pengelolaan jaringan, terutama dalam hal keamanan dan ketersediaan.
“Dengan meningkatnya penggunaan perangkat pribadi maupun profesional di lingkungan kerja, keamanan menjadi semakin penting yang lantas memberikan tekanan dan kompleksitas lebih kepada tim TI. Organisasi kini dapat melihat AI sebagai lapisan keamanan tambahan untuk mencegah serangan yang akan datang dan risiko downtime pada jaringan,” tambahnya.
Adopsi AI oleh bisnis terus mengalami peningkatan menurut lembaga riset IDC, di antaranya Asia Tenggara yang naik dari 8% menjadi 14%. Dalam riset ini, Indonesia menduduki peringkat pertama sebesar 24,6%. Adapun pemicu dari adopsi ini adalah kemampuan AI dalam menemukan insight bisnis yang akurat (52%), meningkatkan proses otomatisasi (51%), dan produktivitas (42%).
CTI IT Infrastructure Summit 2019 didukung oleh lembaga riset Gartner serta vendor-vendor TI terkemuka di dunia, seperti Aruba Networks, Hitachi Vantara, Huawei Enterprise, Alibaba Cloud, IBM, DellEMC, Lenovo, Sangfor Technologies, dan Veeam Software.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR