Perjalanan sekolah mangrove dimulai pada 2016. Sekolah mangrove merupakan sekolah formal tingkat dasar yang menerapkan mata pelajaran PLH Tematik Mangrove sebagai muatan lokal. Tiga sekolah dasar berpartisipasi dalam pengenalan dan penyebarluasan pengetahuan mangrove, yaitu SDN Karangsong 1, SDN Pabean Udik 1, dan SDN Unggulan Indramayu.
Kegiatannya baru sebatas penyuluhan dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang sedang melakukan KKN kepada guru dan siswa SD kelas 4,5, dan 6. Guru-guru juga diberi kebebasan dalam mengajar dengan mengintegrasikan topik mangrove ke mata pelajaran terkait.
Tahun berikutnya, bertambah lagi delapan sekolah dasar yang mereplikasi program ini. Pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler wajib diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa di Indramayu. Selain itu juga diadakan workshop Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove untuk guru 11 sekolah dasar di Kabupaten Indramayu.
Untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar, pembekalan-pembekalan pun diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah. Pembekalan diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, melalui tim pengembang kurikulum dan LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Selain pembekalan untuk guru, perangkat pembelajaran seperti buku pegangan siswa, lembar kerja siswa, buku panduan guru, dan buku kurikulum muatan lokal dilengkapi oleh Dinas Pendidikan.
“Saya paling senang dengan topik mitigasi bencana,” jawab Sasa, murid kelas 6 SDN Paoman IV. Mitigasi bencana merupakan salah satu subtema Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove yang diajarkan di kelas. Melalui mitigasi bencana, Sasa belajar bagaimana mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi ancaman bencana.
Selain belajar di dalam kelas, anak-anak juga belajar tentang pembibitan secara langsung. Benih mangrove jenis Rhizophora paling sering digunakan untuk pembibitan di SDN Paoman 1. Benih jenis ini paling banyak dan mudah didapat, dari kelompok Pantai Lestari. Beberapa anak dengan bangga memamerkan tanaman yang ditanamnya setahun yang lalu.
Antusiasme Sasa dan teman-temannya menerbitkan optimisme lahirnya generasi baru yang melanjutkan estafet pelestarian lingkungan. Sambil meninggalkan sekolah, kembali terngiang lagu yang dinyanyikan siswa SDN Pasekan I dan Paoman IV.
Hindari abrasi, mari tanam mangrove. Hindari tercemar, mari tanam mangrove
Hindari tsunami, mari tanam mangrove. Hindari bencana, mari tanam mangrove.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR