Bangunan itu mendadak riuh. Sekitar 30 siswa Jurusan Multimedia SMKN 1 Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sedang memadati ruangan di lantai satu. Bersama seorang mentor, mereka sedang belajar merancang brand produk usaha mikro. Mula-mula, para siswa belajar mengoperasikan kamera DSLR. Satu per satu, mereka kemudian berlatih memotret dengan memilih salah satu produk UKM sebagai objeknya.
Pelatihan bersama pelajar tersebut menjadi salah satu aktivitas Rumah Kreatif BUMN (RKB) Pertamina di Mojokerto. RKB ini menempati sebuah rumah-toko (ruko) dua lantai di Jalan RA Basuni Ruko Daleman, Desa Japan, Kecamatan Sooko. Hemas Sekar, salah satu siswa mengatakan, pelatihan tersebut mendukung proses belajarnya di sekolah. Sebab, ia mengetahui bagaimana memotret yang baik untuk mendukung promosi sebuah produk. “Saya sendiri bercita-cita ingin berwirausaha setelah lulus sekolah nanti,” kata siswa kelas XII ini.
RKB Pertamina itu terbagi menjadi tiga ruangan: ruang pamer produk, konsultasi dan pelatihan. Ada puluhan produk usaha mikro yang ditata rapi di setiap raknya. Mulai sandal, batik, kerajinan, hingga olahan pangan yang dikemas unik nan menarik. Barang-barang yang dipamerkan adalah produksi UKM di Kabupaten Mojokerto, sebagai salah satu cara RKB Pertamina mendekatkan produk UKM kepada para konsumen.
“RKB adalah program yang dicanangkan Kementerian BUMN bersama berbagai perusahaan negara, sebagai wadah berkumpul, belajar, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UKM di Indonesia,” jelas Supervisor RKB Pertamina, Harir Afandi. Pada Januari 2017, PT Pertamina mendirikan 15 RKB tahap pertama se-Indonesia, di mana Mojokerto menjadi salah satunya.
Menurut Harir, Mojokerto dipilih karena perannya cukup penting di masa lalu. Sebagai pusat kerajaan Majapahit, Mojokerto menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting di kawasan timur Nusantara. “Sayangnya kejayaan itu meredup hingga sekarang, sehingga perlu dorongan besar untuk menghidupkannya kembali,” papar Harir.
Alasan lain, lanjut Harir, pendapatan per kapita di Kabupaten Mojokerto sebesar Rp10 juta per bulan. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Pendapatan per kapita tersebut menunjukkan tingkat konsumsi penduduk Kabupaten Mojokerto juga tinggi. RKB Pertamina, kata Harir, hadir karena menyadari besarnya peran UKM sebagai pondasi ekonomi Indonesia.
Dengan jumlah UKM yang kini mencapai 57 juta, menunjukkan bahwa sektor UKM mampu menjadi penggerak ekonomi nasional. Kabupaten dengan jumlah penduduk 1,1 juta jiwa ini misalnya, memiliki banyak potensi UKM yang tersebar di sejumlah kecamatan. Kecamatan Trowulan yang menjadi pusat cagar budaya era Majapahit itu terkenal sebagai sentra kerajinan patung berbahan emas dan perak. Sedangkan perajin perhiasan perak banyak terpusat di Desa Batankrajan Kecamatan Gedeg.
Potensi tersembunyi lain yakni sebagai sentra industri alas kaki (sepatu dan sandal) di Kecamatan Sooko. Pamor Mojokerto sebagai penghasil sepatu dan sandal selama ini memang kalah dengan Sidoarjo dan Bandung, meski kualitasnya juga sebanding dengan dua daerah itu.
Harir menjelaskan, sedikitnya ada empat program yang diberikan oleh RKB Pertamina. Yakni memperbaiki manajemen usaha, memberikan pelatihan, akses permodalan, dan berkolaborasi dengan satuan kerja pemerintah daerah terkait. Empat program itu disusun setelah memetakan problem pada UKM-UKM di Kabupaten Mojokerto. Menurut Harir, 90 persen UKM di wilayahnya memiliki tantangan dalam hal pemasaran dan manajemen usaha.
Padahal, pemasaran dan manajemen menjadi dua kunci utama bagi keberlanjutan UKM. Sebab meskipun sebuah UKM memiliki produk yang unik dan inovatif, tanpa strategi pemasaran yang tepat, produknya tidak akan laku. Demikian juga bila UKM dikelola dengan buruk, seperti mencampuradukkan antara uang keluarga dan bisnis, sebuah UKM akan cepat gulung tikar.
Pemasaran online, kata dia, menjadi salah satu pelatihan yang sering diberikan RKB Pertamina agar UKM mengikuti perkembangan zaman. Pelatihan itu mencakup bagaimana memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram sebagai media berpromosi. Termasuk mengenalkan berbagai situs belanja online seperti Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR