Penjualan iPhone yang melesu juga berdampak kepada pendapatan buruh yang merakitnya di pabrik Foxconn.
Foxconn terpaksa mengurangi gaji para buruhnya sebesar 25 persen karena menurunnya penjualan iPhone.
Apalagi, Foxconn telah memperbanyak pasokan iPhone sebelum musim belanja akhir tahun sehingga pasokan iPhone di gudang menumpuk.
Hal itu berdampak para buruh yang sulit mendapatkan gaji pokok tambahan karena lembur tak banyak tersedia.
Rata-rata, buruh Foxconn digaji antara USD 299 sampai USD 447 per bulan. Saat ini Foxconn mempunyai pabrik di berbagai wilayah Tiongkok seperti provinsi Henan yang menjadi salah satu pusat perakitan iPhone terbesar.
Pertanda lain lesunya penjualan berdampak pada buruh adalah banyak pekerja musiman, yang disewa selama masa puncak produksi, keluar lebih cepat karena masa kerja yang pendek seperti dikutip South China Morning Post.
Bangun Pabrik Baru
Foxconn meneruskan rencananya membangun pabrik panel layar di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang berkecamuk antara pemerintah Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok.
Sebelumnya, Foxconn sempat galau untuk melanjutkan rencananya tersebut, mengingat manufaktur Foxconn berada di Tiongkok.
Chairman Foxconn Terry Gao memutuskan untuk tetap kukuh pada rencana awal setelah ia bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump.
Foxconn belum memastikan jenis pekerjaan apa yang nantinya akan dilakukan di pabrik tersebut. Awalnya, Foxconn menyebut pabrik senilai USD 10 miliar itu akan menaungi para engineer.
Namun dalam pernyataan terbarunya, Foxconn tak menyebut secara spesifik siapa yang akan bekerja di pabrik itu kecuali jumlah pegawai yang bisa ditampungnya yaitu 13 ribu orang.
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR