Vendor smartphone asal Korea Selatan, Samsung mengklaim telah menjadi pemimpin industri ponsel pintar di Indonesia, dengan pangsa pasar dominan.
Samsung mengatakan mereka memiliki pangsa pasar smartphone sebesar 50 persen di Indonesia, terhitung pada akhir 2018 lalu.
Klaim tersebut diutarakan oleh Bernard Ang, Vice President IM Business Samsung Electronics Indonesia.
Bahkan menurut dia, khusus untuk segmen pasar smartphone premium di Indonesia, dominasi Samsung mencapai 68 persen dari keseluruhan.
"Kami ingin membagi kabar baik, bahwa Samsung menjadi pemimpin pasar smartphone di Indonesia. Kami memimpin pasar dengan market share 50 persen," kata Bernard dalam acara Press Launch Samsung Galaxy S10 di kawasan Jakarta Selatan.
"Kami sekarang tidak bicara soal 10 tahun ke belakang. Sekarang kami akan bicarakan komitmen Samsung dalam 10 tahun ke depan," lanjutnya.
Beda Hasil Riset
Meski demikian, hasil penelitian lembaga riset Canalyst mengatakan hal yang berbeda. Samsung memang dikatakan masih mendominasi pangsa pasar smartphone di Indonesia tapi dengan pangsa pasar 25,4 persen.
Berdasarkan data Canalyst, pada kuartal IV-2018, Samsung meraih pangsa pasar 25,4 persen.
Secara pertumbuhan, Indonesia adalah pasar terkuat Samsung di kuartal ini, berkat model baru Galaxy J series, yakni Galaxy J4 Plus dan Galaxy J6 Plus.
Bila dilihat secara tahunan, pertumbuhan Samsung juga makin melamban ke angka 15 persen secara year-on-year (YoY) pada 2018, dari sebelumnya 20,9 persen pada 2017, dan 25,8 persen pada 2016.
Membandingkan antara klaim Samsung dan hasil riset Canalys ini bisa dikatakan "serupa tapi tak sama".
Serupa, karena sama-sama menobatkan Samsung sebagai pemimpin pasar smartphone di Indonesia, namun tak sama karena angka yang disajikan cukup kontras.
Melihat perbedaan angka ini, Denny Galant, Head of IM Product Marketing Samsung Electronics Indonesia mengatakan bahwa pangsa pasar 50 persen yang diklaim Samsung berasal dari lembaga riset Indonesia. Namun Denny enggan menyebutkan nama lembaga tersebut.
Ia pun mengatakan bahwa setiap lembaga riset tentu memiliki cara penelitian dan tolok ukur yang berbeda, misalnya metode penelitian dan subjek yang diteliti.
Namun ia pun tidak merinci seperti apa penelitian yang dilakukan, yang kemudian menghasilkan angka pangsa pasar 50 persen untuk Samsung.
"Ada berbagai cara bagaimana sebuah riset diukur. Ada yang diukur dari jumlah handset yang terjual. Ada pula yang lokal dan yang global," ungkapnya dalam peluncuran Samsung Galaxy S10.
"Kalau sumber data yang kami sampaikan tadi, itu dari lembaga riset lokal di Indonesia," kata Denny.
Ia pun tidak menyebutkan vendor mana yang membuntuti Samsung di peringkat kedua dan ketiga.
Denny mengaku hanya fokus pada merek Samsung, bukan kompetitor.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR