Kementerian Komunikasi Korea Selatan secara resmi mengumumkan pengunduran jadwal implementasi teknologi 5G di negara tersebut. Awalnya, 5G direncanakan meluncur akhir Maret 2019 ini, namun kini pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengunduran ini. Yang pertama adalah faktor harga. Pemerintah Korsel menolak proposal harga yang diajukan operator seluler seperti LG Uplus dan SK Telecom karena dianggap terlalu mahal. Tidak disebutkan berapa persis harga paket 5G yang diajukan, namun Pemerintah Korsel menyebut harga tersebut membatasi pilihan konsumen.
Faktor lain adalah keberadaan perangkat pendukung. Saat ini baru praktis belum ada smartphone 5G yang tersedia di pasaran. LG V50 ThinQ masih menunggu ketersediaan modem 5G dari Qualcomm yang baru tersedia April nanti. Sementara Samsung Galaxy S10 5G masih menjalani tes lapangan dan paling cepat bisa dirilis Maret ini.
Pengunduran ini menjadi penting karena seharusnya Korea Selatan akan menjadi negara pertama di dunia yang mengimplementasikan 5G secara komersial. Kejadian ini mengindikasikan, implementasi 5G menyisakan banyak tantangan meski semua pihak terus menggadang-gadang keunggulannya.
Seperti pernah kami tulis, teknologi 5G menggunakan gelombang milimeter wave yang memiliki panjang gelombang yang pendek. Hal ini membuat sinyal 5G sulit menembus halangan seperti tembok atau pohon. Untuk mengatasi kelemahan ini, jumlah antena pemancar yang dibutuhkan 5G lebih banyak dibanding 4G. Hal ini tentu saja membuat biaya investasi operator lebih tinggi, yang menjelaskan mengapa harga paket 5G tidak bisa murah.
Masalah kesiapan infrastruktur juga menjadi tantangan tersendiri. Perlu diingat teknologi 5G hanya antara perangkat ke antena pemancar. Di luar itu, dibutuhkan jaringan kabel serat optik yang mampu mengakomodasi kecepatan teknologi 5G. Dengan kata lain, kesiapan 5G juga sangat tergantung kesiapan jaringan serat optik dari operator.
Bagi negara maju seperti Korea Selatan, kesiapan kabel serat optik ini mungkin tidak jadi masalah. Namun bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal itu menjadi masalah tersendiri.
Dengan kata lain, teknologi 5G sebenarnya memiliki banyak tantangan untuk diimplementasikan. Jadi meski gembar-gembor 5G terus terdengar, sebenarnya kondisi idealnya masih jauh dari kenyataan.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR