Dalam rangka mewujudkan ambisinya menjadi penyedia layanan keuangan terbesar di Asia Tenggara, Grab pekan ini mengumumkan sejumlah fitur baru dari unit Grab Financial Group yang akan dimulai di Singapura dalam beberapa minggu kedepan.
Salah satu fiturnya adalah fitur checkout yang memungkinkan penjual (merchant) menerima GrabPay sebagai dompet digital di platform mereka.
Fitur ini telah dirilis, bekerja sama dengan Q0010 dan 11Street, dua e-commerce terbesar di Singapura dan Malaysia.
Nantinya, GrabPay juga akan terintegrasi dengan perangkat penghitungan penjualan (point-of-sales) di beberapa gerai makanan. Tak cuma itu, GrabPay juga menawarkan fitur Pay Later.
Kurang lebih, fitur ini mirip dengan layanan kredit. Pengguna bisa mengakumulasi total pengeluaran setelah menggunakan produk-produk Grab, seperti Grab Food, ojek, atau sebagainya.
Jumlah totalnya kemudian dibayar setiap akhir bulan tanpa biaya tambahan, mirip-mirip belanja dengan kartu kredit. Fitur kredit ini hanya akan ditawarkan bagi pelanggan yang memenuhi kriteria.
Kriteria didasarkan pada seberapa banyak mereka menggunakan Grab, pola pengeluaran, dan seberapa lama pelanggan menghabiskan waktunya di platform tersebut. Nantinya juga akan ada fasilitas cicilan untuk membayaran dan pembelian barang lewat Grab Financial.
Jika pelanggan gagal melunasi pembayaran tepat waktu, akan ada pinalti nantinya. Namun, Grab masih enggan menjelaskan lebih detail.
Asuransi pengusaha Bulan April mendatang, Grab juga akan meluncurkan asuransi marketplace yang ditujukan bagi para pengusaha mikro.
Sebagai permulaan, Grab akan lebih dulu meluncurkan dua produk baru untuk para mitra kemudi yang telah tersedia di aplikasi Grab.
Dua produk tersebut adalah asuransi cuti medis berkepanjangan dan top-up cakupan asuransi dasar.
"Kami akan melipatgandakan layanan keuangan kami dengan menawarkan ke pengusaha mikro dengan program 'Grow with Grab'," jelas Reuben Lai, Senior Managing Grab Financial Group seperti dihimpun Channel News Asia.
"Ini adalah kesempatan besar yang belum dimanfaatkan untuk Grab Financial untuk mendukung para pengusaha yang masih kesulitan mengakses lembaga keuangan tradisional," ujarnya.
Ia menambahkan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) berkontribusi lebih dari 50 persen untuk GDP ASEAN. Dua pertiga pelaku UKM mengaku bahwa pembiayaan bisnis adalah masalah terbesar mereka.
"Hasil akhirnya, kami bisa memperluas skala dan kumpulan data kami untuk membawa produk-produk jasa keuangan ke pasar dengan harga yang lebih kompetitif dari siapapun," imbuhnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR