Menurut IDC, data yang diciptakan di dunia jumlahnya menjadi dua kalinya setiap dua tahunnya. Pada tahun 2025 diperkirakan jumlah data yang dibuat, termasuk yang disalin, di tahun bersangkutan adalah sebesar 163 ZB alias 163 x 1021 byte. Oleh karena itu diperlukan media simpan dengan teknologi baru yang memungkinkan penyimpanan aneka data tersebut dengan lebih optimal. Nah baru-baru ini, peneliti dari Microsoft and the University of Washington berhasil mendemonstrasikan sistem pertama yang sepenuhnya otomatis untuk menyimpan dan mengambil data pada DNA yang dimanufaktur. Penyimpanan data pada DNA merupakan salah satu penyimpanan data yang lebih optimal dari yang digunakan sekarang. Automasi ini merupakan langkah penting menuju implementasi teknologi penyimpanan data pada DNA di data center.
“Tujuan akhir kami adalah untuk menempatkan sebuah sistem ke dalam produksi, yang terhadap pengguna akhir, terlihat sangat menyerupai layanan penyimpanan cloud lainnya — para bit dikirim ke data center dan disimpan di sana dan kemudian mereka segera muncul ketika konsumen menginginkan mereka,” ujar Karin Strauss (Microsoft Principal Researcher). “Untuk melakukan itu, kami perlu untuk membuktikan bahwa hal ini adalah praktikal dari perspektif automasi,” jelasnya lagi.
Penyimpanan data pada DNA memiliki kelebihan dibandingkan penyimpanan menggunakan media simpan yang umum dimanfaatkan sekarang. DNA diklaim membutuhkan jauh lebih sedikit tempat untuk menyimpan data dibandingkan data center saat ini. Dengan kata lain, data yang jumlahnya makin besar itu akan bisa disimpan pada tempat dengan ukuran yang jauh lebih kecil bila memanfaatkan DNA dibandingkan menggunakan HDD maupun SSD. Microsoft menyebut untuk seluruh informasi yang saat ini disimpan pada sebuah warehouse-sized data center, bila informasi tersebut disimpan pada DNA yang dimanufaktur, volume yang diperlukan hanya sebanyak beberapa dadu permainan.
DNA yang digunakan adalah DNA sintetis. Informasi disimpan pada molekul DNA yang dibuat di laboratorium, bukan DNA dari manusia maupun makhluk hidup lainnya. Menariknya lagi, informasi tersebut juga bisa dienkripsi sebelum dikirim ke sistem.
Sejauh ini tim dari Molecular Information Systems Lab dari University of Washington berhasil menyimpan sebanyak 1 GB data pada DNA. Mereka juga berhasil menyimpan data seperti foto dan video pada DNA dan kemudian mengambil data tersebut tanpa kesalahan.
Tentunya masih dibutuhkan banyak waktu sampai sistem penyimpanan data pada DNA ini dimanfaatkan secara komersial di data center. Apalagi media simpan yang didasarkan pada DNA harus menggunakan cairan untuk memindahkan molekul dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini berbeda dengan sistem yang didasarkan pada silikon yang memindahkan elektron, seperti sistem yang banyak digunakan sekarang.