Booking.com, salah satu perusahaan commerce perjalanan terkemuka melakukan sebuah riset yang mengungkap tidak sampai 3 dari 5 (54%) perempuan yang bekerja di industri teknologi secara global, termasuk TI, merasakan diskriminasi gender sebagai bagian dari agendanya.
Meski demikian, sebanyak 56% perempuan di bidang ini merasa bahwa perusahaan tempat mereka bekerja sudah memprioritaskan upaya untuk mencapai keragaman.
Di sisi lain, inisiatif untuk mengurangi kesenjangan gender dan mendorong lebih banyak perempuan untuk masuk ke industri teknologi juga dinilai banyak yang sudah cukup berhasil.
Meski begitu, perusahaan dan industri masih perlu menunjukkan komitmen yang lebih besar untuk membina talenta perempuan, tidak hanya mereka yang baru mempertimbangkan untuk memulai
karier, tapi juga para ahli yang sudah lebih mapan di lapangan.
Selain mempertahankan SDM yang sudah ada, banyak perusahaan juga berusaha untuk menarik kembali para perempuan yang sempat meninggalkan dunia kerja dan ingin kembali.
Pasalnya dengan mempertahankan pengetahuan dan pengalaman mereka, perusahaan teknologi dapat merasakan manfaatnya tidak hanya dalam hal budaya kerja, tapi juga dari segi reputasi dan finansial.
Gillian Tans (CEO Booking.com) mengungkapkan, dengan mendorong keragaman gender dalam teknologi bukan hanya soal mencari bakat baru, tapi juga soal mendukung perempuan yang telah membangun keterampilan, pengetahuan, dan keahlian.
"Pembagian SDM, dengan segala aspek pengetahuan, latar belakang dan jalur karier,
harus menjadi pemikiran utama,” ujar Gillian.
Saat ini, setidaknya 3 dari 5 perempuan yang kembali bekerja di industri teknologi, atau mereka yang sempat cuti panjang (63%), memandang cuti karier sebagai hal yang merugikan. Hampir tiga dari empat (74%) percaya bahwa industri ini perlu lebih aktif dalam mendukung kembalinya mereka ke dunia kerja.
Sebanyak 70% perempuan yang kembali ke sektor teknologi percaya bahwa program-program yang berfokus pada training, pembaruan atau penambahan keterampilan, dan mentorship, memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan-tantangan saat kembali bekerja.
"Perempuan membawa nilai yang begitu besar dan bisa memberi dampak positif terhadap perusahaan-perusahaan teknologi dan industri global, dan mereka harus menjadi bagian dari inisiatif proaktif yang berfokus pada inklusivitas, retention, dan pengembangan skill,” pungkas Gillian.
KOMENTAR