Operator seluler Smartfren mengaku berminat menggelar jaringan di rute Mass Rapid Transit (MRT) Fase I yang telah diresmikan, yakni Lebak Bulus-Bundaran HI.
Hal itu disampaikan oleh Deputy CEO Commercial Smartfren, Djoko Tata Ibrahim di sela peluncuran kartu perdana Bosku di Jakarta.
Meski demikian, Smartfren tidak menargetkan untuk menggelar jaringan di semua stasiun MRT yang saat ini telah beroperasi.
Dari 13 stasiun MRT yang telah beroperasi, Djoko mengaku Smartfren memprioritaskan untuk menggelar jaringan di stasiun-stasiun bawah tanah saja atau di terowongan.
Alasannya adalah, Smartfren ingin layanannya selalu bisa diakses oleh pelanggannya. Jika tidak tersedia di rute-rute MRT, berarti ada layanan yang terputus.
Terdapat enam stasiun MRT yang berada di bawah tanah, yakni stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Menurut Djoko, saat ini pihak Smartfren tengah melakukan pembicaraan dengan PT Tower Bersama Infrastructure, selaku penyedia jaringan telekomunikasi untuk MRT.
"Lagi mencocokkan harga, semoga ada titik temu," kata Djoko.
Meski demikian, Djoko tidak merinci berapa biaya yang dibutuhkan Smartfren untuk memasang jaringannya di sepanjang rute MRT. Ia hanya mengatakan harganya masih mahal.
"Harganya masih terlalu tinggi, cukup mahal," pungkasnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR