Ia menambahkan bahwa pada tahun ini selain NTT dan NTB, XL juga akan mulai membangun jaringan di wilayah Ternate dan Jayapura. Selain itu, bersamaan dengan perluasan area coverage, XL juga akan menggenjot fiberisasi jaringan agar lebih modern.
"Kami akan terus investasi untuk pembangunan jaringan. Jadinya lebih luas. Bahkan sebelum 2019, di wilayah timur Indonesia hampir tidak ada. Tapi sekarang di NTT sudah ada jaringan data di 31 kab kota," kata Yessie.
Khusus di Kawasan Timur Indonesia, jaringan data XL Axiata telah melayani pelanggan di 150 kota/kabupaten (Jawa timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua).
Dengan perluasan jaringan di tahun ini, diharapkan wilayah layanan XL Axiata di Kawasan Timur Indonesia akan bertambah lebih dari 41 persen yang dibanding tahun 2018.
XL juga mengklaim bahwa berdasarkan data tahun 2018 lalu, terlihat adanya kontribusi berupa pertumbuhan trafik layanan data yang signifikan dari berbagai wilayah luar Jawa yang telah ditingkatkan kualitas jaringan datanya, Beberapa wilayah tersebut antara lain Sumatera, Kalimantan, dan NTB.
Sementara itu di area lainnya, terlihat adanya pertumbuhan permintaan pasasr yang kuat terhadap layanan data.
Hal inilah yang melatarbelakangi XL untuk menggenjot jaringan data di luar Jawa, khususnya bagian timur Indonesia.
Senada dengan Yessie, Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan Bin Ahmad Tajuddin, juga mengatakan bahwa saat ini sebagian besar pendapatan XL memang berasal dari data.
Bahkan jumlah pengguna yang masih menggunakan SMS dan voice call cenderung menurun dan telah mandek.
"Voice dan SMS 20 persen. Sisanya data. Pertumbuhan revenue XL akan lebih baik ke depan. Dari segi smartphone, penetrasi juga tinggi. Peningkatan trafik 2018 naik jadi di atas 80 persen. Forecast 2019, pertumbuhan trafik akan kuat," kata Adlan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR