Siapa yang saat ini tidak mengenal Huawei? Huawei merupakan perusahaan pemasok perangkat jaringan telekomunikasi dan smartphone yang didirikan pada tahun 1987 oleh seorang mantan perwira militer, yakni Ren Zhengfei.
Perusahaan ini sendiri berkantor pusat di Shenzhen, Guangdong, China. Selain di Shenzen, Huawei memiliki kantor cabang di beberapa daerah lain di Cina seperti di Shanghai, Beijing, Nanjing, Xi’an, Chengdu, Dongguan, dan Wuhan.
Sedangkan untuk kantor pusat penelitian dan pengembangan (litbang), Huawei membangunnya di beberapa negara seperti di Swedia, Amerika Serikat (AS), India, Irlandia, dan Rusia.
Huawei sendiri adalah perusahaan privat yang sepenuhnya dimiliki oleh karyawan. Yang artinya, sebagian besar saham perusahaan dimiliki oleh karyawannya.
Baca Juga: Nasib Huawei di Ujung Tanduk, Gara-gara ARM Hentikan Kerjasama
Tercatat, jumlah karyawan Huawei yang ada kini mencapai 180.000 orang yang tersebar di seluruh dunia.
Saat ini, produk dan solusi Huawei digunakan di lebih dari 170 negara yang artinya telah melayani lebih dari sepertiga populasi di dunia.
Secara global, Huawei adalah penyedia perangkat jaringan telekomunikasi terbesar ketiga setelah Alcatel-Lucent dan Cisco. Sedangkan untuk smartphone, Huawei masuk dalam tiga besar merek smartphone dengan pangsa pasar terbesar di dunia, bersaing dengan Apple dan Samsung.
Berbicara soal perangkat jaringan, Huawei sendiri merupakan salah satu perusahaan pelopor di balik kehadiran teknologi 5G. Bahkan, perusahaan ini juga mengklaim telah mengantongi 40 kontrak komersial 5G dan mengapalkan lebih dari 60.000 BTS 5G di seluruh dunia.
Baca Juga: Sampai Kuartal Pertama Tahun 2019 Ini, Bisnis Huawei Terus Bertumbuh
Mulai Hadapi Permasalahan
Meski berhasil menjadi salah satu perusahaan sukses dan paling berpengaruh dalam perkembang teknologi, lantas hal itu tidak membuat Huawei terlepas dari permasalahan.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR