Operator telekomunikasi Telkomsel kerap dikritik karena menerapkan tarif data yang lebih mahal daripada operator seluler lainnya.
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengungkapkan formulasi Telkomsel dalam menentukan tarif layanan data. Ia juga menepis anggapan bahwa mahalnya tarif data Telkomsel karena besaran biaya hak penggunaan (BHP) spektrum yang ditentukan pemerintah yang terlalu mahal.
"Sebenarnya cost-nya itu bukan hanya BHP, itu hanya salah satu. Ada cost lain-lain. Tarif data Telkomsel saat ini tidaklah mahal, tetapi cukup terjangkau," katanya di Jakarta.
Ririek mengatakan ada beberapa prinsip yang harus dilakukan jika ingin layanan di seluruh Indonesia terus berjalan. Pertama, layanan seluler harus terjangkau dan rasional.
"Kalau tidak rasional, operator tidak bisa membangun (infrastruktur jaringan)," tuturnya.
Kedua, layanan harus sustain atau mampu bertahan terus.
"Layanan data yang terlalu murah bagus untuk masyarakat, tetapi hanya berlangsung jangka pendek," ujarnya.
"Secara long term tidak bagus, kalau (perang harga) terlalu lama, nanti tidak ada layanan karena operator tidak memiliki cukup dana untuk membangun infrastruktur (jaringan) nanti rugi juga," katanya.
Ketiga, Ririek mengungkapkan operator harus mempertimbangkan negara dan jumlah penduduk yang begitu banyak.
"Karena negara besar, layanan harus tersedia di mana-mana. Nah, untuk investasi itu butuh dana, kalau (tarif terlalu murah), bagaimana mau membangun. Makanya kami harapkan lebih rasional," ujarnya.
Ririek membandingkan tarif layanan data di Indonesia jauh lebih murah dibanding negara lain.
Tarif BHP
Ada beberapa pihak yang ingin agar besaran BHP diturunkan, tetapi untuk menurunkannya, diperlukan peninjauan kembali terhadap formulasi BHP.
"Kalau di negara kita, BHP dihitung persentase dari revenue operator. Kalau BHP dihitung berdasarkan formula adalah sekian persen dari revenue operator yang tidak produktif, negara jadi dirugikan juga," ujarnya.
Tapi kalau BHP-nya fix seperti di beberapa negara, BHP ditenderkan, itu ada untungnya juga tanpa mempedulikan berapa pendapatan operator, BHP ke pemerintah tetap," katanya.
Ririek menilai, semua opsi mengenai formulasi BHP ada untung ruginya.
"Tidak bisa hanya stand alone. Sempat ada ide-ide untuk mengubah formula, tetapi jangan sampai juga operator sudah dapat spektrum malah tidak dipakai secara optimal. Kan rugi juga karena spektrum jumlahnya terbatas," tuturnya.
"Rasional itu terjangkau tetapi tetap bisa menjaga kelangsungan layanan. Untuk Telkomsel seperti sekarang ini sudah cukup terjangkau," katanya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR