Fubon Research and Strategy Analytics menganalisa jumlah produk-produk Huawei yang diekspor dan dikapalkan ke sejumlah negara di dunia berpeluang anjlok pada kuartal pertama 2019.
Bahkan, ponsel pintar Huawei terancam hilang dari pasar ponsel global menyusul sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS).
"Huawei mungkin akan terhapus dari pasar ponsel pintar di Eropa barat pada 2020 jika produk mereka kehilangan akses ke Google," ujar Direktur Strategi Ponsel Pintar Nirkabel Strategy Analytics Linda Sui seperti dikutip Reuters.
Fubon Research and Strategy Analytics memperkirakan jika sanksi AS masih terus terjadi, pengapalan ponsel pintar Huawei, sebagai produsen terbesar kedua di dunia dari sisi angka penjualan akan turun 24 persen pada 2019 dan akan turun hingga 23 persen pada 2020.
"Huawei akan tetap bertahan pada pasar domestik Tiongkok," ujarnya.
Sebelumnya, Fubon Research memprediksi pengapalan ponsel pintar Huawei bisa mencapai 258 juta unit secara global pada 2019. Pasca sangsi AS, Fubon Research memperbarui proyeksi pengapalan ponsel Huawei menjadi 200 juta untuk skenario terburuk.
Perusahaan riset IDC mengungkapkan saat ini Huawei menguasai hampir 30 persen pasar ponsel pintar di Eropa.
Huawei juga telah mengapalkan sebanyak 208 juta ponsel pintar pada 2018, termasuk separuh produk yang dipasarkan di luar Tiongkok. Huawei memandang Eropa sebagai pasar yang penting bagi mereka untuk produk-produk ponsel pintar premium.
Analis Intralink yang bermarkas di Shanghai Stewart Randall mengatakan Huawei terancam akan memberhentikan ribuan pekerja dan menghilang sebagai pemain global untuk sementara waktu.
Para pembeli potensial produk ponsel pintar itu diperkirakan akan beralih ke perangkat segmen atas dari Samsung Electronics ataupun Apple. Sedangkan, calon pembeli segmen menengah akan melirik pesaing sesama China yaitu OPPO dan Vivo.
"Huawei meninggalkan pangsa pasar besar di belakang mereka yang dapat diambil oleh para kompetitor, terutama Samsung yang akan menguatkan pasar mereka di regional seperti Eropa," kata peneliti pasar ponsel pintar global IDC Bryan Ma.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR