Pemain lawas dalam industri Fotografi, Kodak lakukan terobosan menarik baru-baru ini. Kejar ketertinggalannya, Kodak umumkan gunakan teknologi Blockchain untuk mengatur dokumen perusahaan mereka.
Pengumuman ini disampaikan dalam konfrensi di Rochester, New York, 7 Juni 2019 lalu. Ini bukan kali pertama Kodak beradaptasi dengan teknologi Blockchain.
Sebelumnya, Kodak telah meluncurkan KodakCoin yang telah dilakukan ICO pada awal 2018 silam.
Namun, berbeda dengan KodakCoin, Kodak Document Management Platform justru dikelola oleh Kodak sendiri. Sedangkan, KodakCoin dikelola oleh pihak ketiga untuk menjaga nilai desentralisasi.
Kodak Document Management Platform didirikan di bawah bendera Kodak Services for Business. Divisi ini fokus pada layanan dokumen negara dan mengatur dokumen-dokumen rahasia.
Kodak menggunakan teknologi Blockchain dalam menjalankan bisnisnya dengan alasan Blockchain mampu menyediakan sistem yang lebih aman dan efisien.
Bahkan, Kodak mengklaim dengan menggunakan teknologi Blockchain, mereka mampu menghemat hingga 40 persen biaya melalui alur kerja dan pengurangan tenaga manusia untuk mengatur isi, informasi, dan pengelompokkan dokumen.
Eastman Kodak telah memulai bisnis pengelolaan dokumen ini sejak 2013 silam. Pengelolaan dokumen dengan gunakan teknologi Blockchain bukan pertama ini terjadi.
Sebelumnya Billion, perusahaan teknologi finansial asal Polandia dan Inggris bahkan telah mendapatkan dana hingga $2,1 juta dari European Commission Small and Medium-Sized Enterprises (SME) karena berhasil menerapkan Blockchain untuk pengelolaan dokumen keuangan.
Kini, adaptasi teknologi Blockchain telah merambah ke berbagai bisnis.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR