Masih berdasarkan laporan ini, aplikasi keuangan dan e-Commerce menjadi yang paling sering terkena dampak.
Aplikasi Keuangan memiliki target korban penipuan iklan tertinggi di wilayah ini, yaitu 48,1%, diikuti oleh aplikasi e-Commerce dan Travel di angka 32,2% dan 29,7%, sejalan dengan pertumbuhan kesejahteraan konsumen di wilayah tersebut.
Hal ini diakibatkan lebih besarnya pembayaran dan skala basis pengguna, jika dibandingkan dengan metode perlindungan anti-fraud yang canggih yang sering digunakan marketer aplikasi Gaming.
Selain itu, diketahui penggunaan bot dan pembajakan instalasi menjadi metode serangan yang paling umum.
Meski demikian, metode serangan ini telah dapat diatasi oleh solusi anti-fraud yang bersifat real-time, sedangkan metode click flooding (spam klik) diketahui juga mengalami penurunan.
Baca Juga: Serangan DNS Meningkat Di Asia, Waspadai Dampak Pada Bisnis dan Brand
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR