Nokia harus bersaing ketat dengan para pabrikan lain untuk merengkuh "kue" pasaran smartphone di Indonesia.
Merek ponsel yang sekarang berada di bawah HMD Global ini mengatakan senjata andalannya adalah pemasaran offline.
Country Manager HMD Global Indonesia M Taufik Syahbuddin mengatakan pihaknya sedang bersiap melakukan langkah baru dalam rangka upaya pemasaran luring.
"Kedepannya, kami akan menyiapkan experience zone sehingga konsumen bisa mencoba dan merasakan produk terbaru kami," ujar Taufik di Jakarta.
Menurut Taufik, kontribusi penjualan melalui gerai luring masih sangat besar. Ia mengatakan, 90 persen penjualan Nokia berasal dari toko offline.
Nokia menggandeng dua distributor besar, yakni Erajaya Group dan Parastar Group, sebagai rekanan pemasaran offline. Taufik mengklaim jangkauan produk Nokia sudah meluas di Indonesia.
"Dari segi channel, cakupan kami sudah ada mulai dari Aceh sampai Makassar. Di Jawa itu bisa dibilang hampir semua kota kunci ada," katanya.
Nokia juga akan menambah ketersediaan produknya di gerai offline. Semua varian Nokia yang dipasarkan di Indonesia nantinya akan bisa dijajal langsung pengguna di gerai penjual.
Kendati demikian, Nokia juga tetap bergerilya di ranah online. Utamanya dalam rangka membangun brand awareness di media sosial yang khusus menyasar kalangan milenial.
"Di media sosial itu kami fokus di Facebook dan Instagram. Kami akan fokus bagaimana mengkomunikasikan kepada milenial tentang ponsel Nokia," lanjutnya.
Taufik mengatakan, saat ini Nokia memang masih membangun brand awareness sebagai ponsel Android One. Pihak Nokia belum mengejar target untuk masuk ke lima besar vendor papan atas tanah air.
"HMD ini kan kurang lebih baru berdiri sejak 2016, jadi kami lebih fokus ke bagaimana memperkenalkan kepada konsumen bahwa Nokia itu punya smartphone yang basisnya sistem operasi Android One," pungkas Taufik.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR