Saat ini aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram memiliki fitur keamanan end-to-end encryption yang menjamin pesan Anda tetap aman.
Sayangnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak terlalu menyukai fitur end-to-end encryption karena fitur itu sangat mempersulit mereka untuk membobol perangkat pengguna demi tujuan keamanan nasional.
Karena itu, pemerintah AS melalui Dewan Keamanan Nasional AS akan menggelar rapat untuk melarang fitur end-to-end encryption.
Sejauh ini lembaga penegak hukum AS telah berjuang keras supaya perusahaan teknologi bersedia memenuhi permintaan untuk membuka kunci end-to-end encryption.
Pemerintah AS sudah meminta kepada perusahaan teknologi AS seperti Apple untuk memberikan back door atau "pintu belakang" di perangkat buatannya dan membuka kata sandi ponsel pengguna.
Departemen Kehakiman AS pernah merayu Facebook untuk memecahkan end-to-end encryption di Facebook Messenger.
Namun, Facebook menolak permintaan perusahaan tersebut seperti dikutip Ubergizmo.
Keberadaan fitur end-to-end encryption membuat obrolan, baik pesan maupun konten, hanya bisa dilihat oleh masing-masing pengguna.
Facebook pun tak hanya memiliki akses tersebut di Facebook Messenger.
Source | : | Ubergizmo |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR