OVO mengimplementasikan risk intelligence database World Check untuk mengurangi potensi terpaparnya bisnis pada risiko kejahatan finansial.
World-Check dimanfaatkan OVO untuk mendukung prosedur Know-Your-Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML). Solusi yang dikembangkan oleh Refinitiv ini juga akan mendukung OVO dalam ekspansi bisnis dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Dalam upaya Indonesia mewujudkan ekonomi digital dan ekosistem keuangan yang inklusif, penyedia layanan teknologi finansial seperti OVO tentu memainkan peran integral, terutama dalam mendefinisikan standar-standar industri dan meningkatkkan upaya untuk memerangi kejahatan finansial.
Menurut laporan tahunan Refinitiv tentang kejahatan finansial tahun 2019, tiga per empat dari organisasi Asia Pasifik telah terdampak oleh kejahatan finansial dalam dua belas bulan terakhir ini. Fakta tersebut mendorong 60% dari perusahaan-perusahaan itu mengadopsi teknologi baru untuk memerangi kejahatan keuangan.
“Adopsi World-Check ini memperlihatkan komitmen kami untuk terus membangun infrastruktur keamanan yang kokoh untuk mendukung visi ekonomi digital yang berwawasan masa depan. Adopsi ini juga memastikan kami tetap waspada dalam upaya melawan kejahatan keuangan, satu hal yang kritis terhadap kesuksesan dan masa depan bisnis kami. Seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, OVO juga akan terus berevolusi dan beradaptasi untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan tetap memelihara standar-standar keamanan yang terdepan di industri, “ ujar Harianto Gunawan, Director, OVO.
Sementara Phil Cotter, Managing Director, Risk Business, Refinitiv, mengatakan bahwa selain dapat memenuhi kebutuhan OVO untuk melakukan KYC dan proses screening terhadap pihak ketiga, World-Check juga membantu pemenuhan kewajiban-kewajiban terkait regulasi seiring perkembangan bisnis OVO.
World-Check merupakan database intelligence yang sangat terstruktur tentang orang-orang dan organisasi yang memiliki risiko tinggi. Database ini dapat memberikan informasi terpercaya untuk membantu bisnis memenuhi aturan dan mengidentifikasi ketika ada potensi kejahatan finansial. Solusi ini biasanya dimanfaatkan dalam proses KYC dan due diligence risiko terhadap pihak ketiga. Organisasi juga dapat memanfaatkannya untuk mengungkap risiko yang terkait sanksi, kejahatan teroganisir, fraud, pencucian uang, penyuapan, dan korupsi.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR