Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melahirkan talenta-talenta baru yang mampu menciptakan game-game menarik.
"Kita ke Kemendikbud urusannya dari sisi pendidikan. Talenta itu didapat jangan dari pas udah kuliah tapi dari anak-anak," ujar Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers di Jakarta.
Saat ini sumber daya manusia di Indonesia untuk membangun atau menciptakan game masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain.
"Kita itu kurang talenta sama investasi, Indonesia talenta masih kurang. Menciptakan game itu kan pakai koding, itu kan pakai algoritma, anak-anak ini harus diajarkan," lanjutnya.
Hari mengatakan game jangan hanya dilihat dari sisi negatifnya saja. Orang tua juga perlu mengetahui sisi positif dari bermain atau memanfaatkan game sebagai sarana belajar.
"Dengan bermain game, anak akan berlatih untuk berpikir keras dan kritis," pungkasnya.
"Di Salatiga ada developer game yang membuat edugame, itu udah di download 20 juta kali. Ada mari menggambar, mari mewarnai, digunakan untuk anak-anak PAUD," ujarnya.
"Ini kan perlu kerja sama juga dengan orang tua, yang pegang kendali tetap orang tua. Kalau ada yang bilang nanti anak kecil ketagihan main game, orang dewasa juga pada ketagihan WhatsApp, mending buat baca informasi, tahunya baca berita hoax," katanya lebih lanjut.
Hari berharap kehadiran Bekraf Game Prime 2019 yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta pada 13-14 Juli mendatang dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa game bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan dan memiliki nilai positif.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR