Mode terakhir adalah card emulation. Mode ini umum digunakan dalam pembayaran digital, karena NFC bertindak sebagai kartu kredit untuk melakukan pembayaran dengan lebih mudah.
Di beberapa negara, mode ini juga digunakan untuk sistem transportasi publik dengan cara tap ponsel ke mesin pembaca kartu.
Sudah ada bluetooth, masih pentingkah NFC?
Tak bisa dipungkiri, masih banyak orang yang asing dengan NFC. Sebab, fungsinya masih bisa digantikan dengan bluetooth yang lebih dulu hadir.
Namun, ada beberapa keunggulan yang dimiliki NFC ketimbang bluetooth. Salah satunya ada di sisi konsumsi daya.
NFC mengonsumsi lebih sedikit daya dibanding bluetooth. Meski dari segi kecepatan, bluetooth masih juara. Kecepatan maksimal transfer data yang bisa dilakukan NFC adalah 424 kilobit per detik.
Sementara bluetooth 2.1 - versi bluetooth yang agak lawas - bisa mencapai 2.1 Mbit per detik. Selain itu, NFC membutuhkan jarak fisik yang sangat dekat dibanding bluetooth.
Jarak tak boleh lebih dari 10 cm untuk menghubungkan dua perangkat NFC. Sedangkan, bluetooth bisa menjangkau 10 meter, seperti dikutip Android Authority.
Namun, NFC punya keunggulan lain yang cukup signifikan, yakni kecepatan koneksi. NFC hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 detik untuk menghubungkan dua perangkat.
Ini menjadi salah satu kelebihan teknologi NFC dibanding dengan bluetooth versi paling modern sekalipun.
Sayangnya, adopsi NFC agak terhambat karena tak semua ponsel menghadirkan fitur ini. Smartphone kelas menengah-bawah yang beredar di pasaran Indonesia, misalnya, sebagian besar tidak memiliki NFC.
Untuk soal payment, impelentasi NFC membutuhkan hardware khusus (terminal POS dan ponsel NFC), beda halnya dengan metode alternatif seperti QR Code yang cukup mengandalkan kamera perangkat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR