Cloud computing merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai di era saat ini, tidak saja secara individual tapi juga secara nasional.
Mengapa keterampilan di bidang cloud computing penting? “Ketika kita bicara tentang teknologi-teknologi di Industry 4.0, seperti Artificial Intelligence dan machine learning, semua teknologi itu dimungkinkan diakses oleh para developer, startup maupun enterprise melalui cloud,” ujar Country Leader Amazon Web Services Indonesia (AWS Indonesia), Gunawan Susanto.
Ketika para developer, perusahaan startup, dan enterprise ingin berinovasi dengan machine learning, misalnya, tentunya mereka akan bereksperimen terlebih dulu. “Berapa besar compute power yang harus mereka sediakan untuk itu? Eksperimen itu belum tentu jadi lho. Nah, teknologi cloud memungkinkn inovasi-inovasi itu bisa dicapai. Oleh karena itu, teknologi dan keterampilan di bidang cloud adalah fondasi untuk berinovasi,” papar Gunawan kepada para wartawan yang hadir dalam konferensi pers AWS Cloud Day Jakarta 2019 kemarin (16/07).
Gunawan melihat banyak perusahaan pelanggan AWS di Indonesia memiliki keinginan berinovasi yang sangat besar. Dan inovasi dan kreativitas yang mereka gabungkan dengan teknologi cloud ternyata tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga berdampak secara sosial ekonomi.
“Kami percaya bahwa sumber daya manusia kerja yang siap dengan kecakapan cloud di masa depan adalah salah satu pilar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara,”ujarnya.
Cloud dan Arus Investasi
Keberadaan tenaga kerja terampil di bidang cloud ternyata juga dapat berdampak pada arus investasi suatu negara. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kalau di abad ke-19, industri dan ekonomi di dunia ditransformasi oleh listrik, maka di abad ke-21 ini, semua benda akan dialiri kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurut Thomas Lembong, benda-benda di rumah, di jalanan, di pabrik bukan hanya dialiri listrik tetapi juga kecerdasan buatan.
“Apa dampaknya bagi investasi? Orang nggak akan tertarik berinvestasi di negara di mana tidak ada sarana cloud computing dan AI yang baik. Ibaratnya orang disuruh bangun pabrik di negara yang nggak ada listriknya,” jelas Thomas.
Namun yang lebih penting lagi, menurut Thomas Lembong, adalah ketersediaan pekerja dengan literasi digital yang tinggi. Indonesia akan mengalami kesulitan membujuk para investor untuk menanamkan modal di Indonesia kalau sumber daya manusianya tidak memiliki literasi digital, seperti cloud computing.
“Inilah pentingnya kehadiran AWS dan para penyedia jasa lainnya di sektor cloud computing dan dampaknya terhadap investasi di berbagai sektor,” ucap Thomas Lembong.
Sebagai gambaran, di AS, investasi perusahaan teknologi di prasarana dan sarana cloud bisa mencapai 50% dari total investasi. Sektor e-commerce dan digital merupakan salah satu dari dua sektor yang menyelamatkan arus investasi internasional ke Indonesia. Sektor lain yang masih diminati para investor asing adalah smelter atau pemurnian logam.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR