Rencana kontroversial Google untuk mengembangkan " Dragonfly", mesin pencari khusus Cina yang menyertakan sensor dari pemerintah setempat, ternyata telah dihentikan.
Hal tersebut diutarakan oleh seorang eksekutif Google ketika dipanggil untuk bersaksi di hadapan kongres Amerika Serikat, 16 Juli lalu.
Senator Josh Hawley bertanya kepada Google apakah proyek Dragonfly saat ini sedang berjalan atau tidak.
"Tidak, senator. Kami telah menghentikannya," jawab Karan Bhatia, seorang eksekutif Google kepada Komite Kehakiman Senat AS seperti dirangkum BBC.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, seorang juru bicara Google membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan saat ini Google tak memiliki rencana untuk merilis mesin pencari di Tiongkok dan tidak ada pekerjaan terkait hal tersebut.
Artinya, masih ada kemungkinan Google akan kembali melanjutkan proyek Dragonfly di kemudian waktu, bukan "saat ini". Kabar dihentikannya proyek Dragonfly sebenarnya sudah muncul Desember akhir tahun lalu.
Kala itu sumber internal Google mengungkapkan proyek ini menemui batu sandungan berupa penutupan akses ke halaman 265.com yang dimanfaatkan untuk meneliti perilaku masyarakat Cina dalam menggunakan mesin pencari.
Google menciptakan sebuah mesin pencari tiruan melalui halaman 265.com tersebut. Dengan mekanisme ini, Google bisa mendapatkan data apa saja yang banyak ditelusuri dalam bahasa Mandarin dan mengetahui kata kunci apa saja yang dilarang oleh pemerintah Cina.
Proyek Dragonfly dirahasiakan, termasuk dari sebagian besar karwayan Google sendiri yang kemudian memprotes sistem pencari itu karena sistem sensornya dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.
Pada tahun 2018 lalu, setidaknya ada lebih dari 400 karyawan yang menandatangani petisi yang menentang proyek tersebut.
Mereka menilai Google seharusnya tidak tunduk dan setuju pada pemerintah Cina yang ingin menyensor internet dari warganya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR