Facebook resmi didenda 5 miliar dollar AS (Rp 70 triliun) oleh Komisi Perdagangan Federal AS (FTC).
Denda ini dijatuhkan atas skandal Cambridge Analytica yang merugikan tak kurang dari 87 juta pengguna Facebook.
Selain denda, FTC juga akan memperketat pengawasan terhadap Facebook perihal penggunaan data pengguna, terutama yang berkaitan dengan aplikasi pihak ketiga. Facebook pun mulai menyesuaikan diri dengan aturan tersebut.
"Baru-baru ini, aplikasi pihak ketiga memberi tahu kami tentang adanya bug yang mengarahkan kami untuk melakukan investigasi dan menemukan bahwa, sayangnya, basis kode kami memungkinkan adanya akses lanjutan ke beberapa mitra ini," tulis Ime Archibong, VP of Product Partnerships Facebook.
Dua mitra tersebut di antaranya adalah Microsoft dan Sony. Kedua perusahaan ini terungkap masih meneruskan akses terbatas soal data teman, yang digunakan untuk memainkan PlayStation atau menyinkronkan kontak informasi teman dengan layanan lain.
Archibong mengatakan memang tidak ada temuan pelanggaran kebijakan Facebook dari akses ini, namun pihaknya tetap akan melakukan pembatasan bagi para mitranya.
"Berdasarkan komitmen sebelumnya, kami mengakhiri akses mitra kami ini untuk data teman sesegera mungkin. Ini adalah kesalahan kami dan kami akan mengoreksinya," imbuh Archibong.
Lebih lanjut, Archibong sesumbar bahwa Facebook akan menggunakan framework baru untuk meningkatkan keamanan privasi dan informasi penggunanya.
"Hal itu membutuhkan perubahan fundamental dalam cara kami bekerja," tulis Archibong seperti dilansir CNET.
Facebook akan melakukan beberapa hal untuk meningkatkan keamanan privasi. Dimulai dari memperkenalkan cara baru mengelola aplikasi yang digunakan pengguna dengan Facebook.
Mereka juga menjanjikan hadiah bagi pihak yang memberi tahu adanya penyalahgunaan data oleh pengembang.
Facebook juga akan menerapkan proses peninjauan baru untuk setiap API baru maupun ekspansi API yang sudah ada.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR