Selain mendapatkan pendapatan dari penjualan merchandise, YouTuber juga bisa menerima merchandise gratis dari vendor.
Merchandise ini memang tidak berwujud uang, tapi nilai barang yang diterima biasanya cukup berharga.
Peter McKinnon, sinematografer yang terjun ke dunia YouTuber, seringkali menampilkan video yang mengulas produk gratisan dari para vendor.
Konten berbayar Para YouTuber juga sering mendapatkan pesanan untuk membuat konten berbayar.
Biasanya, mereka diminta untuk membuat review atau ulasan sambil memperkenalkan fitur-fitur atau keunggulan dari produk yang mereka ulas. Produk yang ditawarkan bisa jadi berbeda dengan audiens kanal YouTube tersebut.
Ini berbeda dengan ketentuan AdSense yang membutuhkan kesesuaian antara konten dan penonton.
Selain dari AdSense, Apakah akan menerima tawaran konten berbayar atau tidak, keputusan itu tentu terserah sang pemilik kanal.
Misalnya, kanal YouTuber Minority Mindset pernah ditawari 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar) untuk konten berbayar soal cryptocurrency, tetapi mereka tolak lantaran merasa tak cocok untuk disajikan ke pentontonnya.
Honor untuk konten berbayar memang bisa bernilai cukup besar. Menurut The Economist, YouTuber dengan subscriber di kisaran 100.000 rata-rata menghasilkan 12.500 dollar AS (Rp 177 juta) dari konten berbayar.
Nilai ini tentu lebih besar dibanding pendapatan YouTuber pemilik 2 juta subscriber, tapi hanya mengandalkan AdSense, seperti diceritakan Shcmoyer tadi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR