Selama bertahun-tahun, pasaran prosesor desktop didominasi oleh Intel. Seiring berjalannya waktu, dominasi Intel mulai surut.
Jason Grebe, Corporate Vice President, General Manager Cloud Platforms and Technology Group Intel mengakui pangsa pasar prosesor laptop mobile dan desktop Intel kian digerus oleh pesaing utamanya, AMD.
"Kami ingin bersaing secara agresif di semua segmen. Karena kami telah melalui masalah pasokan dalam enam hingga 12 bulan terakhir di sektor PC," ujar Grebe.
Geliat AMD di pasar prosesor berarsitektur x86 cukup menjanjikan. Menawarkan spesifikasi yang mumpuni dan harga kompetitif membuat prosesor Zen diterima pasar. Di laptop mobile, pasaran kombo Zen dan Vega pun laris.
Menurut periset pasar Mercury Research, pangsa pasar AMD untuk prosesor desktop sebesar 17,1 persen pada kuartal II-2019.
Stagnan dari kuartal sebelumnya namun dari tahun ke tahun, pangsa pasarnya tumbuh 4,8 persen berkat penjualan Ryzen.
Menguatnya pangsa pasar AMD menciptakan perang harga untuk prosesor x86 yang meningkat sejak tahun 2000-an.
Tidak hanya melawan AMD, Grebe juga mengatakan akan memasang strategi khusus untuk mengamankan pasar pengolah grafis dari Nvidia, khususnya dalam penggunaan teknologi AI.
"Strategi kami dalam AI sangat mudah. Kami akan mulai dengan prosesor Xeon yang menjadi inti lini produk kami," ungkapnya seperti dikutip WCCF Tech.
Tahun depan, Intel bersiap memperkenalkan pengolah grafis barunya, yakni Intel Xe.
Lebih lanjut, Grebe mengatakan perusahaanya akan membangun ASIC khusus untuk pelatihan dan inferensi AI agar dapat bersaing langsung dengan NVIDIA.
"Kami akhirnya mamasuki bisnis GPU pada 1,5 tahun hingga dua tahun dari sekarang. Dan kami akan memiliki portofolio produk lengkap yang dapat memberikan layanan apa pun yang dibutuhkan teknologi AI," jelas Grebe.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR