Penipuan dengan melibatkan media sosial bukan lagi hal baru. Ironisnya, ini tak terjadi di luar negeri saja, tetapi juga di Indonesia.
Menurut Yudhi Kukuh (IT Security Consultan PT Prosperita, ESET Indonesia), penipuan di media sosial dapat menargetkan orang-orang dari semua latar belakang, usia, dan tingkat pendapatan.
Yudhi berpendapat, tidak ada satu kelompok orang yang lebih cenderung menjadi korban penipuan, ini berarti semua orang rentan terhadap penipuan pada suatu waktu.
Aksi penipuan bisa berhasil karena pelaku terlihat seperti melakukan hal yang nyata, sehingga membuat korban lengah.
"Scammers semakin pintar dalam memanfaatkan teknologi baru, produk atau layanan baru dan peristiwa besar untuk membuat cerita yang dapat dipercaya untuk meyakinkan banyak orang agar memberi mereka uang atau informasi pribadi secara detail,” jelas Yudhi.
Untuk menghadapi ancaman siber melalui media sosial, ESET memberikan beberapa tips agar tidak menjadi korban penipuan berikutnya:
1. Berhati-hatilah dengan informasi pribadi yang Anda bagikan di situs media sosial. Penipu dapat menggunakan informasi dan gambar Anda untuk membuat identitas palsu atau menargetkan Anda dengan penipuan.
2. Tinjau pengaturan privasi dan keamanan di media sosial. Berhati-hatilah dengan siapa terhubung dan pelajari cara menggunakan pengaturan privasi dan keamanan untuk memastikan tetap aman.
3. Waspada saat berurusan dengan kontak yang tidak dikenal dari orang atau bisnis, apakah itu melalui telepon, melalui surat, e-mail, secara langsung, atau di situs jejaring sosial. Selalu pertimbangkan kemungkinan bahwa pendekatan itu mungkin scam.
4. Tahu dengan siapa berhadapan. Jika Anda hanya pernah bertemu seseorang secara online atau tidak yakin dengan legitimasi bisnisnya, luangkan waktu untuk melakukan sedikit riset lebih lanjut. Lakukan pencarian gambar di Google atau cari di internet apakah ada orang lain yang mungkin pernah berurusan dengan mereka. Jika sebuah pesan atau e-mail berasal dari seorang teman dan tampaknya tidak biasa atau tidak sesuai dengan karakter mereka, hubungi teman Anda secara langsung untuk memeriksa apakah sebenarnya mereka yang mengirimnya.
5. Jangan buka teks yang mencurigakan, pop-up windows, klik tautan, atau lampiran dalam e-mail, dan hapuslah jika tidak yakin. Verifikasi identitas kontak melalui sumber independen seperti buku telepon atau pencarian online. Jangan gunakan detail kontak yang disediakan dalam pesan yang dikirimkan kepada Anda.
6. Amankan perangkat seluler dan komputer Anda. Selalu gunakan perlindungan kata sandi dan jangan berbagi akses dengan orang lain termasuk dari jarak jauh. Perbarui perangkat lunak keamanan dan buat cadangan data. Lindungi jaringan Wi-Fi dengan kata sandi dan hindari menggunakan komputer umum atau hotspot Wi-Fi untuk mengakses akun perbankan online atau memberikan informasi pribadi.
7. Hati-hati saat berbelanja online. Waspadalah terhadap penawaran yang tampaknya "too good to be true", dan selalu gunakan layanan belanja online yang Anda kenal dan percayai. Kemudian jangan pernah mengirim uang atau memberikan detail kartu kredit, detail akun online, atau salinan dokumen pribadi kepada siapa pun yang tidak Anda kenal atau percayai. Jangan setuju untuk mentransfer uang atau barang untuk orang lain.
KOMENTAR