Pembangunan telekomunikasi ini diharapkan menghasilkan sinyal yang bukan hanya cepat tetapi ngebut dan dapat menyatukan seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Marauke, dan Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Total panjang serat optik yang dibangun sepanjang 12.148 km, yang terdiri dari 7.862 km kabel laut dan 4.286 km kabel darat.
Namun, dalam prosesnya pembangunan, tidak semua lokasi dapat terhubung dengan kabel serat optik. Masih ada 150.000 desa di pedalaman yang jauh dari ibu kota kabupaten, sehingga tidak dapat dijangkau menggunakan kabel. Adanya kendala ini melahirkan konsep satelit multifungsi, di mana yang tidak terjangkau dengan kabel akan menggunakan satelit multifungsi.
Selain itu, pemerintah akan menargetkan memiliki Satelit sendiri pada akhir tahun 2020. Dengan adanya satelit ini, diharapkan pemerataan akses internet di seluruh Indonesia akan tercapai, terutama di daerah yang sulit dibangun BTS.
Menteri Rudiantara mengatakan Satelit milik Indonesia akan rampung pada akhir tahun 2022. Namun, sambil menunggu operasional satelit tersebut, pemerintah akan menyewa satelit milik swasta dengan karakteristik yang hampir sama.
Tambahnya, Satelit Indonesia yang akan dibangung difokuskan pada daerah-daerah yang termasuk 3T, serta daerah perbatasan.
Kedua proyek, Satelit dan Palapa Ring ini diharapkan bisa bermanfaat banyak untuk masyarakat Indonesia di seluruh pelosok negeri.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR