Big data, analytics, dan teknologi canggih, machine learning dan Artificial Intelligence (AI), disebut Steve dapat membantu bank dan lembaga keuangan lainnya mencegah terjadinya financial crime. Menurutnya, banyak orang khawatir machine learning akan mengambil alih pekerjaan manusia. Tapi realitanya, machine learning justru membuat kerja tim pendeteksi kejahatan keuangan menjadi lebih efektif. Machine learning pun dapat membantu menghindari false positive dalam upaya pencegahan kejahatan finansial sehingga pengalaman nasabah pun tidak akan terganggu. Namun Steve mengingatkan, lembaga keuangan tidak akan dapat memanfaatkan machine learning dan AI dengan baik tanpa platform big data dan analytics.
Dan untuk mendeteksi kejahatan finansial, lembaga keuangan harus memiliki sebanyak mungkin sumber data yang berbeda, dari internal maupun eksternal dan pihak ketiga. Setelah memiliki bermacam-macam data ini, lembaga keuangan juga harus dapat menemukan hubungan dan pola-pola yang mungkin di antara data-data tersebut. Selain tentunya, bank harus memiliki pemahaman yang baik tentang siapa nasabahnya.
Yang terpenting lagi, menurut Steve Totman, adalah regulator harus lebih terlibat. “Harus ada public-private partnership, masalahnya adalah para kriminal ini tidak terikat oleh batas-batas negara, bahkan mereka mengeksploitasi hal itu,” ujarnya.
Strategi Bank Mandiri
Sebagai bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit, Bank Mandiri juga terus menerus meningkatkan kemampuannya dalam mencegah kejahatan finansial. “Kami sudah memiliki big data technology, machine learning capability, kami mempunyai orang-orang dengan skill yang dibutuhkan, kami juga bekerjasama dengan PPATK,” tutur Billie Setiawan, Senior Vice President, Enterprise Data Management (EDM) Data & Analytics, Bank Mandiri.
Bank Mandiri sudah mampu melakukan network analysis secara lebih komprehensif dan mendalam. “Ini tidak bisa lagi menggunakan traditional way of doing modelling, dibutuhkan machine learning dengan sejumlah besar data, kemampuan memrosesnya dalam waktu bersamaan, dan menghasilkan network analysis,” papar Billie.
“Isunya saat ini bukanlah bagaimana menelusuri kejahatan finansial, tetapi bagaimana kita bisa mengenali ketika hal itu sedang terjadi dan bagaimana kita dapat menggunakan berbagai macam data,” ujar Steve Totman.
Steve yakin kejahatan finansial tidak akan memburuk ke depannya karena di tiap negara, tiap kawasan, orang-orang mulai fokus pada penganggulangannya. Tren cashless yang kian marak saat ini pun disebut Steve Totman akan berkontribusi terhadap penanggulangan financial crime.
Menurut Country Manager Cloudera Indonesia, Fanly Tanto, Cloudera menyediakan platform data yang dilengkapi kemampuan untuk memberdayakan orang dalam mengubah data tang kompleks menjadi insight yang jelas dan dapat ditindaklanjuti. Tentunya termasuk insight untuk membantu lembaga keuangan menemukan pola-pola yang berpotensi menjadi kejahatan finansial. Cloudera Data Platform datang dengan layanan Data Hub, Data Warehouse, dan Machine Learning untuk kebutuhan self-service analytics di lingkungan hybrid maupun multicloud.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR