Volume kendaraan di negara berkembang seperti Indonesia terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), total kendaraan di Tanah Air pada tahun 2015 berjumlah 121,4 juta unit, naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total angka tersebut, kendaraan motor menjadi penyumbang terbanyak di mana berjumlah 13,5 juta unit dan diikuti kendaraan mobil yang berjumlah 98,9 juta unit.
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan tersebut, tidak sedikit perusahaan rintisan (startup) yang memanfaatkannya untuk menemukan peluang bisnis baru. Seperti Ubiklan misalnya. Berdiri sejak tahun 2016 lalu, Ubiklan merupakan startup yang menawarkan layanan iklan luar ruang (out-of-home advertising).
Glorio Yulianto selaku CEO dan Founder, Ubiklan, mengatakan bahwa fokus awal layanan dari Ubiklan yaitu menghubungkan para pemilik brand atau bisnis dengan para pemilik mobil dan motor yang bersedia kendaraannya untuk dijadikan sebagai media iklan. “Nantinya, para pemilik kendaraan tersebut bisa mendapatkan penghasilan dari brand yang memasang iklan di kendaraan mereka,” ujar Glorio.
Monitoring Performa Iklan
Dibandingkan media iklan luar ruang pada umumnya, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan pemilik brand ketika memasang iklan dengan Ubiklan seperti jangkauan audiensi yang lebih luas lantaran tidak berdiri di satu tempat saja, biaya yang lebih murah, dan kemampuan untuk memonitor secara lengkap.
Untuk kemampuan monitor sendiri, Ubiklan menyediakan dashboard yang mampu menyajikan informasi lengkap mengenai performa iklan dari setiap pemilik brand. “Kami memiliki sistem dashboard yang diserahkan ke klien (pemilik brand) agar mereka bisa melacak bahwa iklannya masih berjalan, lokasinya di mana saja, dan seberapa sering perjalanannya,” tutur pria lulusan San Jose State University tersebut.
Dalam mendukung penyajian data tersebut, Glorio mengungkapkan bahwa teknologi GPS (Global Positioning System) dimanfaatkan agar pergerakan mitra di lapangan dapat dimonitor oleh pemilik brand secara real-time.
Selain monitoring tersebut, setiap mitra juga diharuskan untuk melapor dengan cara mengunggah hasil foto yang menunjukkan bahwa kendaraannya masih terpasang iklan. “Setiap berapa hari sekali, dia (mitra) harus melaporkan foto pakai aplikasi kami dan tidak bisa ambil dari galeri foto sebelumnya. Jadi, dari sana kami bisa melapor ke brand-brand tersebut kalau ternyata iklan mereka masih terpasang di kendaraan mitra kami,” papar Glorio.
Lebih lanjut, dalam perkembangan bisnisnya, kini sudah banyak brand dari berbagai jenis industri yang menjadi klien dari Ubiklan. Untuk saat ini sendiri, klien terbanyak berasal dari industri F&B dan industri startup.
Sedangkan untuk jumlah mitranya, Glorio mengklaim bahwa jumlah mitranya saat ini sudah ada ratusan ribu dan seluruhnya tersebar di berbagai kota di Indonesia. “Untuk mitra terbanyak masih berada di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan beberapa kota lainnya,” kata Glorio.
Baca Juga: Myrobin: Jembatani Para Pelamar Kerja dengan HRD di Perusahaan
Hadirkan Media Iklan Baru
Selain menghadirkan media iklan di kendaraan, beberapa waktu lalu Ubiklan meluncurkan media iklan terbarunya yakni UbiMan. Media iklan ini sendiri hadir dengan mengusung konsep human billboard atau papan iklan yang dijalankan oleh manusia.
“Kami berharap dengan adanya UbiMan, dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru karena siapapun bisa mendaftar menjadi mitra. Mulai dari orang yang sedang dalam proses mencari pekerjaan, sampai ke mahasiswa ataupun pekerja lepas,” ucap Glorio.
Berdasarkan penjelasan Glorio, kelebihan dari media iklan ini sendiri yakni di mana pengiklan bisa lebih tertarget dalam mengkampanyekan iklannya di wilayah tertentu yang diinginkan. Kelebihan lainnya, UbiMan dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga, bagi orang yang melihat iklan tersebut bisa memahami dengan jelas isi dari iklan yang ditampilkan.
“Sebagai contoh, misalnya pengiklan meminta untuk memasang barcode promo di papan billboard yang digunakan UbiMan. Nantinya, barcode itu bisa digunakan untuk menarik orang-orang melihat iklan tersebut dan juga bisa melakukan tanya jawab mengenai informasi iklan bersama UbiMan. Dari konsep tersebut, tentunya bisa membantu meningkatkan brand awareness dari sebuah brand,” terang Glorio.
Meski baru diluncurkan belum lama ini, Glorio menjelaskan bahwa kini sudah terdapat ratusan orang yang berminat mendaftar menjadi UbiMan. Untuk target operasinya sendiri, UbiMan baru akan tersedia di wilayah Jabodetabek saja. “Targetnya kita di jalan yang ramai, car free day salah satunya. Kemudian daerah seperti Kuningan dan Sudirman itu contoh daerah yang saat ini kami targetkan,” cetus Glorio.
Lebih lanjut, berbicara mengenai pendapatan yang bisa dihasilkan mitra Ubiklan, bisa dibilang jumlah yang bisa didapatkan cukup menarik. “Penghasilan yang bisa diterima bervariasi. Untuk mitra kendaraan rentangnya antara Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta. Sedangkan untuk UbiMan, kami set di angka Rp200 ribu/hari,” papar Glorio.
Untuk mitra kendaraan mobil khususnya, pendapatan yang didapatkan memiliki ragam variasi lantaran dilihat berdasarkan seberapa besar sisi di mobil yang digunakan sebagai media iklan. Semakin banyak sisi yang digunakan, maka mitra Ubiklan berkesempatan mendapatkan penghasilan lebih besar.
Sampai di akhir sesi diskusi, InfoKomputer bertanya mengenai target Ubiklan dalam waktu dekat ini. Menanggapi pertanyaan tersebut, Glorio mengatakan bahwa saat ini salah satu target utama ia dan timnya yakni mengembangkan UbiMan. Apalagi, UbiMan merupakan human billboard pertama di Tanah Air yang hadir dengan berbasis teknologi.
“Kami ingin UbiMan terus bisa mendapatkan mitra baru dan klien baru. Selain itu, harapan kami UbiMan bisa mendapat sambutan baik untuk menjadi wadah baru dalam beriklan, sama seperti sambutan baik saat tiga tahun lalu ketika kami mulai Ubiklan di kendaraan,” pungkas Glorio.
Baca Juga: Advotics: Bantu Perusahaan Mendigitalisasikan Aktivitas Bisnisnya
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR