Perusahaan teknologi e-commerce lokal, Sirclo, meluncurkan laporan riset data terbaru terkait pertumbuhan e-commerce Tanah Air.
Sirclo menyatakan bahwa rata-rata satu orang konsumen Indonesia dapat berbelanja di marketplace sebanyak 3 hingga 5 kali dalam satu bulan.
"Konsumen Indonesia bisa menghabiskan hingga 15 persen dari pendapatan bulanan mereka untuk belanja lewat e-commerce," kata Founder dan Chief Executive Officer Sirclo, Brian Marshal lewat keterangan tertulis.
Selain itu, Sirclo juga mengungkapkan bahwa konsumen online di Jakarta rata-rata berbelanja 2 kali lipat lebih banyak daripada kota-kota lain.
Menurut Brian, laporan ini bertujuan memberikan 'amunisi' informasi kepada semua stakeholder dalam berkolaborasi mendorong pertumbuhan dan inovasi e-commerce Indonesia, khususnya pemain lokal.
"Sekarang, pertumbuhan industri e-commerce dalam negeri sedang dalam masa pesatnya. Kami melihat masih banyak pemain lokal yang sangat berpotensi. Bila kita bisa dukung dengan teknologi dan kolaborasi informasi seperti ini, mereka bisa memaksimalkan pertumbuhan bisnis mereka," jelas Brian.
Data Sirclo juga mengungkapkan pembayaran paling populer dalam berbelanja online adalah melalui bank transfer (48 persen) dan kartu debit/kredit (21 persen).
Melalui hasil riset yang sama, terungkap bahwa 20 persen menggunakan metode e-wallet untuk melakukan pembayaran.
"Ini menunjukkan pesatnya adopsi metode e-wallet ini di Indonesia sejak awal kemunculannya di tahun 2017," ungkap Brian.
Baca Juga: BRI Jamin Tak Ada PHK Lantaran Adopsi Transformasi Bisnis Digital
Menurut data yang terkumpul dalam laporan Sirclo, penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai US$15 miliar atau setara dengan Rp210 triliun pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022.
"Pada tahun 2022 bisa menyentuh angka US$65 miliar atau Rp910 triliun," kata Brian.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR