Tidak jauh berbeda dengan GoFood, seperti dijelaskan sebelumnya bahwa dalam melakukan pemilihan lokasi dan merchant yang bergabung ke GrabKitchen, GrabFood juga mengacu pada analisis data internal mereka.
“Dengan menggabungkan wawasan dari riset konsumen, data kuliner yang paling sering dicari di GrabFood, serta pergerakan konsumen dan order kuliner pada jam-jam makan, menjadi acuan kami dalam menghadirkan GrabKitchen,” cetus Ichmeralda.
Saat ini, Ichmeralda mengatakan bahwa GrabKitchen sudah memiliki 30 lokasi yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Medan.
Sementara, untuk jumlah merchant, sudah cukup banyak nama merchant yang terpilih untuk masuk GrabKitchen yang di antaranya Ayam Asix, Dons Burger, HAUS!, Makaroni Ngehe, Fish Streat, Bakso Aci Juara, Ayam Geprek Coobek, dan Ayam Geprek Bu Deasy.
Alami Peningkatan Bisnis
Dari deretan merchant yang telah bergabung dengan layanan cloud kitchen di Indonesia, sebagian besar dari mereka mengakui bahwa mengalami peningkatan bisnis ketika masuk ke dalam ekosistem layanan tersebut.
Ambil contoh mitra merchant Nasi Goreng Maut Seafood yang sudah bergabung dengan GrabKitchen sejak beberapa waktu lalu.
Tyana Ilham selaku pemilik merchant ini menjelaskan bahwa alasan utamanya bergabung ke GrabKitchen adalah ingin memperluas bisnisnya melalui pembukaan cabang di lokasi lain.
“Saya punya keinginan untuk buka cabang di mana-mana begitu kan. Cuma, saya memikirkan mahalnya biaya sewa tempat. Terus lokasinya di mana yang tepat. GrabKitchen itu memiliki solusi di mana dia memilihkan tempat-tempat yang strategis tanpa kita harus membayar sewanya,” imbuh Tyana.
Selain biaya sewa tempat, Tyana juga beranggapan bahwa solusi cloud kitchen membuat dirinya untuk tidak perlu repot memikirkan peralatan operasional.“Jadi kami hanya fokus pada jualan dan kualitas saja,” ucap Tyana.
Sejauh ini, selama bergabung dengan cloud kitchen dari GrabFood, bisnis Tyana pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Bisnis saya sekarang berkembang sampai tiga kali lipat dalam waktu kurang dari enam bulan. Dengan semakin banyak cabang, berarti saya juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru,” terang Tyana.
Jika diperhatikan, cloud kitchen memang mampu memberikan ragam keuntungan bagi pemilik merchant yang tergabung di dalamnya.
Namun, bagaimana jika suatu saat mitra merchant mengalami penurunan dari segi transaksi misalnya?
Menjawab hal tersebut, dari pandangan GoFood sendiri, Marsela menjelaskan bahwa jika suatu saat salah satu merchant-nya mengalami hal seperti itu, pihaknya tidak serta merta akan langsung mengeluarkannya dari cloud kitchen.
“Kami selalu memastikan kalau merchant yang masuk ke dalam cloud kitchen itu memang merchant yang diminati oleh konsumen. Oleh karena itu, jika ada penurunan biasanya kita akan melakukan edukasi atau kita melakukan inovasi bersama dengan merchant-nya. ‘Apalagi nih yang bisa kita lakukan? Pembuatan produk baru lagikah? Apakah dari sisi pemasarankah? Apakah dari sisi supaya konsumen lebih tahu lagi tentang lokasi-lokasi ini (cloud kitchen).’ Kira-kira seperti itu,” pungkas Marsela.
Penulis | : | Cakrawala |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR