Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang Apple lewat cuitannya di akun Twitter.
Ia mengecam perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu lantaran menolak membantu FBI membuka dua iPhone yang digunakan pria bersenjata di Pangkalan Angkatan Laut AS di Pensacola, Florida pada Desember 2019.
"Saya selalu membantu Apple soal perdagangan dan banyak isu lainnya. Tapi kok mereka menolak membantu pemerintah untuk membuka iPhone yang digunakan pembunuh, pengedar narkoba, dan pelaku kriminal lainnya," ungkap Trump, seperti dikutip dari Business Insider.
Ia kembali menegaskan bahwa Apple seharusnya berpartisipasi dan membantu negara dalam memerangi kejahatan. Berbagai permasalahan yang disebut Trump, salah satunya adalah soal perdagangan. Gedung Putih juga telah membuat pengecualian untuk iPhone berkenaan dengan tarif barang-barang impor dari China.
We are helping Apple all of the time on TRADE and so many other issues, and yet they refuse to unlock phones used by killers, drug dealers and other violent criminal elements. They will have to step up to the plate and help our great Country, NOW! MAKE AMERICA GREAT AGAIN.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 14, 2020
Komentar Trump di Twitter ini muncul setelah Jaksa Agung AS William Barr mengatakan jika Apple tidak akan membantu selama penyelidikan berlangsung. Tapi, tuduhan Trump ini tidak sepenuhnya benar. Pada Senin, 13 Januari kemarin, Apple menolak tuduhan Departemen Kehakiman yang menyebut mereka tidak membantu investigasi.
Perusahaan yang bermarkas di Cupertino, AS ini mengatakan mereka telah memberikan informasi dari iPhone yang dimaksud kepada FBI, termasuk informasi akun, backup iCloud dan data transaksi dari beberapa akun yang terkait dengan perangkat tersebut.
Walau Apple telah memberikan data-data tersebut untuk keperluan investigasi, mereka tetap menolak untuk menciptakan backdoor enkripsi karena khawatir disalahgunakan.
"Kami selalu menyatakan tidak ada yang namanya backdoor hanya untuk orang-orang baik. Backdoor juga dapat dieksploitasi oleh mereka yang mengancam keamanan nasional kita dan keamanan data pelanggan kita," kata Apple dalam keterangan resminya.
Pernyataan Apple ini ternyata membuat Barr dan Trump terjebak dalam masalah. Apple sendiri membentengi diri dengan pernyataan melindungi privasi konsumen dengan mengatakan enkripsi sangat penting untuk melindungi negara dan data pribadi pengguna.
Masalah seperti ini sebenarnya bukan untuk pertama kalinya. Pada 2016, Trump juga pernah menyerukan boikot semua produk Apple, buntut dari penolakan yang sama seperti sekarang ini dalam kasus penembakan di San Bernardino.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR