Pasaran smartphone bekas secara global semakin tumbuh dari tahun ke tahun. Setidaknya begitu menurut laporan teranyar dari firma riset IDC.
Laporan bertajuk "Worldwide Market for Used Smartphone Forecast" yang dirilis IDC pekan lalu itu memaparkan bahwa pengiriman smartphone bekas pada 2019 diperkirakan mencapai 206,7 juta unit. Angka tersebut meningkat 17,6 persen dibanding tahun 2018 dengan angka 175,8 unit.
Ponsel bekas yang dimaksud IDC di sini merupakan perangkat yang sudah pernah dipakai (second-hand) dan ponsel second yang dikondisi (refurbished). Kembali ke riset tadi, menurut IDC, pertumbuhan ini dipengaruhi pengguna yang ingin membeli ponsel dengan banderol harga lebih murah dibanding harga baru.
"Perangkat bekas terus memberikan alternatif yang murah, baik bagi konsumen maupun pelaku bisnis, yang ingin sekadar menghemat uang saat membeli ponsel," ujar periset IDC, Anthony Scarsella, sebagaimana dihimpun situs IDC.
Selain itu, para vendor smartphone juga disebut berkontribusi terhadap meningkatnya angka pengapalan tadi lantaran tidak menyeimbangkan fitur dengan harga perangkat yang dibuat.
Hal itu kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli ponsel anyar. Lebih lanjut, Scarsella mengatakan bahwa pasaran ponsel bekas akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, apalagi dengan semakin maraknya peredaran smartphone 5G.
Sebab, ketimbang membeli smartphone 5G yang saat ini masih terbilang cukup mahal, konsumen disebut akan lebih memilih membeli perangkat 5G bekas untuk sekadar menikmati akses internet yang lebih ngebut.
IDC pun menaksir angka pengapalan ponsel bekas bakal terus meningkat pesat sehingga mencapai 332,9 juta unit pada tahun 2023.
Pasar Komputer PC
Perusahaan riset IDC memprediksi pengapalan komputer pribadi (PC) termasuk komputer tradisional, laptop, serta tablet akan turun 3,3 persen di dunia pada 2019. Tren penurunan itu sudah tercermin dari pengapalan komputer PC pada tahun lalu.
IDC memprediksi penurunan pengapalan komputer PC itu akan terjadi hingga tahun 2023 dan pasar akan menyusut hingga 372,6 juta unit.
Untungnya, pengapalan perangkat yang dapat dilepas-pasang (detachable), seperti hybird laptop dengan tablet, serta perangkat kerja yang mudah dibawa-bawa akan mengalami peningkatan.
"Notebook/perangkat kerja mobile, dan tablet detachable diperkirakan akan mengambil 53 persen pengiriman komputer pribadi pada 2023," kata Jay Chou, Manajer Riset pelacak PDC di IDC dalam keterangan di situs IDC.
Perangkat berbasis-Chrome (seperti Chromebook) juga akan mengalami pertumbuhan seiring lebih banyak tablet detachable Chrome yang mememasuki pasar.
Saat ini vendor-vendor tengah mengalihkan fokus penjualan perangkat mereka untuk perusahaan, serta institusi pendidikan.
Sementara pengapalan tablet juga akan mengalami penurunan dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) dilaporkan turun hingga -4,4 persen.
Sementara Perangkat komputer tradisional, akan mengalami penurunan permintaan, diimbangi dengan meningkatnya peluang kemunculan notebook, stabil dengan sedikit penurunan CAGR sebesar -0.4 persen, antara 2019 dan 2023.
Komputer gaming, yang telah membangun momentumnya selama tahun 2018 lalu juga turut menghadapi tantangan jangka pendek, dimana pasar tengah bekerja pada lingkungan kartu grafik lama, dan ekosistem gaming yang memanaskan penawaran terbaru Nvidia.
IDC juga memperkirakan imigrasi terakhir user ke Windows 10 dalam jumlah yang cukup besar pada tahun ini.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR