"Saya merasa sedikit deja vu sekarang. Di tahun 2003, saya menyaksikan virus SARS membanjiri kota Toronto dan melumpuhkan beberapa rumah sakit bahkan ada banyak kelelahan mental dan fisik pada saat itu. Lalu saya berpikir hal itu jangan sampai terulang lagi," kata Khan.
Setelah menguji beberapa program, Khan meluncurkan BlueDot pada tahun 2014 dan mengumpulkan 9,4 juta dollar AS (Rp 127 miliar) untuk modal. Kini, BlueDot telah memiliki 40 karyawan yang terdiri dari dokter dan programmer yang bertugas untuk merancang program analitik untuk pengawasan penyakit.
BlueDot menggunakan pemrosesan bahasa dan teknik pembelajaran mesin untuk menyaring laporan berita dalam 65 bahasa, bersama dengan data maskapai dan laporan wabah penyakit hewan.
Setelah penyaringan data selesai, lalu dilanjutkan dengan analisa oleh para ahli secara manual. Menurut Khan, para ahli epidemiologi akan memeriksa apakah kesimpulan data itu masuk akal dari sudut pandang ilmiah atau tidak.
Setelah dianggap masuk akal dari sudut pandang ilmiah, laporan BlueDot kemudian dikirim ke pejabat kesehatan masyarakat di berbagai negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Kanada, maskapai penerbangan, dan rumah sakit.
Namun kini BlueDot tidak menjual data mereka kepada masyarakat umum. BlueDot juga berhasil memprediksi lokasi wabah Zika di Florida Selatan dalam publikasi di jurnal medis Inggris The Lancet.
Source | : | Wired |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR