Rekor Pendapatan
Apple kembali mencatatkan kinerja keuangan yang fantastis, melampaui prediksi para analis. Apple meraih pendapatan USD91,8 miliar atau setara Rp1.251,33 triliun (USD1 setara Rp13.631) untuk kuartal pertama tahun fiscal 2020 (1 Oktober 2019-31 Desember 2019), meningkat 9 persen dari tahun sebelumnya.
Apple juga melaporkan laba per saham USD4,99. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan para analis yang hanya memprediksi USD4,55 per saham. Laporan keuangan Apple itu direspon dengan hangat oleh pelaku pasar. Hasilnya saham Apple Inc di Wall Street juga mengalami penguatan sebesar 2,83% pada akhir perdagangan.
Moncernya kinerja Apple didorong melonjaknya penjualan perangkat wearables seperti headphone nirkable dan AirPods. Laris manisnya produk ini bahkan membuat pihak Apple kehabisan stock perangkan wearables ini.
Sementara penjualan iPhone pada kuartal IV-2019 mencapai USD55,96 miliar mengalahkan perkiraan analis USD51,6 miliar dan penjualan tahun sebelumnya USD52 miliar. Hal ini juga sekaligus menghentikan tren penurunan penjualan utama selama setahun untuk produk perangkat keras Apple yang paling laris.
Model iPhone 11 dan iPhone 11 Pro menjadi perangkat yang paling Favorit pada penjualan kuartal IV-2019 lalu. Bahkan, IPhone 11 dan 11 Pro menjadi masuk dalam perangkat jajaran iPhone terkuat yang pernah kami miliki.
Apple optimis pendapatan di kuartal I-2020 akan mencapai USD67 miliar atau di atas dari perkiraan yang hanya USD62,4 milar. Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan perusahaan bahwa telepon dan perangkat lain seperti headphone nirkabel AirPods akan terus terjual dengan baik meskipun saat ini hampir kehabisan stok.
Kepala Ekonom untuk Capital Investment Counsel pemegang saham Apple, Eddins mengatakan Apple harus mendorong layanan berbayar kartu kredit dengan Goldman Sachs dan layanan berlangganan game dan televisi. Sebab pendapatan layanan hanya sekitar USD12,7 miliar, di bawah perkiraan analis USD 13 miliar meskipun mengalami kenaikan dari USD10,9 miliar pada tahun sebelumnya.
“Layanan itu penting, tetapi lintasannya tepat sasaran. Saya merasa mereka telah membuat kemajuan yang baik di bidang itu," ujarnya.
"Kekuatannya datang dari iPhone dan penjualan perangkat wearables terus tumbuh sangat kuat," kata Shannon Cross dari Cross Research, seperti dikutip Bloomberg.
Setelah pertumbuhan yang cepat selama bertahun-tahun, ekspansi Apple telah melambat karena permintaan untuk smartphone menyusut di tengah meningkatnya persaingan dari competitor di China.
Di bawah CEO Tim Cook, strategi perusahaan telah berkembang. Saat ini Apple menargetkan penjualan handset baru kepada pelanggan setiap tiga hingga lima tahun, dan kemudian menawarkan sebanyak mungkin layanan dan aksesori di tahun-tahun berikutnya.
Pada hari Selasa, Cook mengatakan Apple melihat "permintaan kuat" untuk iPhone terbaru dan mencatat bahwa basis lebih dari 1,5 miliar perangkat telah menjadi "pendorong besar pertumbuhan kami secara menyeluruh."
Source | : | The Verge,Nikkei |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR