Aneka perangkat telehealth dan robot kini dimanfaatkan agar wabah seperti virus corona tidak semakin meluas.
Berbagai upaya dilakukan oleh banyak negara di dunia untuk mencegah penyebaran virus corona. Pasalnya penyebaran virus yang berawal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok itu terhitung masif. Saat ini sudah ada 25 negara yang mengkonfirmasi pasien positif corona.
Para dokter di rumah sakit Washington memanfaatkan perangkat telehealth untuk berinteraksi dengan pasien melalui layar. Perangkat bernama Vici ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien dan melakukan fungsi-fungsi diagnosis dasar, seperti mengukur suhu tubuh pasien.
Robot berupa komputer tablet yang bergerak ke sana kemari di atas tiga roda ini adalah satu di antara sejumlah mesin berteknologi tinggi yang digunakan para dokter, pekerja bandara, dan karyawan hotel dalam rangka mencegah meluasnya wabah corona. Vici, dikembangkan oleh InTouch Health, sebuah perusahaan yang berbasis di Santa Barbara, California.
“Para caregiver merawat (pasien) dalam unit isolasi, tetapi teknologi memungkinkan kita mengurangi interaksi langsung (dengan pasien),” ucap Dr. Amy Compton-Phillips, Chief Clinical Officer, Providence Regional Medical Center, di Everett, Washington, tempat di mana pasien terjangkit virus corona dirawat, seperti kami kutip dari laman Forbes.
Pemerintah AS belajar dari SARS yang mewabah pada tahun 2003 di mana ketika itu sebagian besar dari korban yang terinfeksi virus datang dari kalangan pekerja medis. Hal ini memperlihatkan betapa sulitnya menjaga kesehatan pekerja medis saat harus tetap memberi perawatan kepada pasien. “Meminimalkan penyebaran virus baru ini khususnya sangat penting karena belum terbangunnya kekebalan terhadap virus tersebut,” Dr. Compton-Phillips menambahkan.
Penggunaan perangkat dan robot telehealth disebut pemerintah China dapat membantu meminimalkan kontak langsung dengan pasien yang terjangkit virus sehingga berpotensi menyelamatkan nyawa.
Selain Vici, ada pula robot bernama TUG yang digunakan untuk mengantarkan suplai medis ke berbagai bagian di rumah sakit. Robot yang dikembangkan oleh Aethon ini telah diimplementasikan di 140 tempat.
Rupanya robot-robot ini tidak hanya dipekerjakan di rumah sakit. Di China, robot bernama Little Peanut dioperasikan untuk mengantarkan makanan kepada sejumlah orang yang diduga terpapar virus corona dan dikarantina di sebuah hotel. Sebuah rumah sakit di kawasan Selatan China juga menugaskan robot untuk mengantarkan obat-obatan dan mengumpulkan seprai/kain alas tempat tidur, serta mengangkut sampah dari kamar-kamar hotel.
Robot juga dimanfaatkan untuk kebersihan dan membasmi kuman, misalnya robot buatan Xenex. Robot tersebut menggunakan sinar UV-C untuk membasmi bakteri pathogen. Robot seharga US$100.000 ini telah digunakan untuk membersihkan ruangan di fasilitas-fasilitas di mana diduga ada kasus virus corona.
Mesin pembunuh bakteri lainnya datang dari Dimer, sebuah perusahaan asal Los Angeles. Dimer memberikan robot ini secara gratis kepada salah satu maskapai penerbangan untuk dioperasikan di bandara internasional. Perangkat bernama GermFalcon ini juga dibanderol pada harga US$100.000.
Elliot M. Kreitenberg, President Dimer, mengatakan bahwa GermFalcon telah digunakan untuk membersihkan pesawat-pesawat dari China yang mendarat di bandara LAX.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR