Pengeluaran untuk TI (IT spending) secara global akan meningkat tahun ini dengan alokasi pengeluaran terbesar untuk software enterprise dan cloud.
Sempat melemah pada tahun 2019, pengeluaran untuk TI oleh organisasi/perusahaan di seluruh dunia diperkirakan firma riset Gartner tahun ini akan mencapai US$ 3,865 triliun (hampir Rp 53 kuadriliun), atau meningkat 3,4% dari 2019. Sebelumnya, pertumbuhan pengeluaran TI pada tahun 2018 dibanding 2019 hanya mencapai 0,5%.
Gartner optimis peningkatan ini akan terus terjadi hingga tahun 2021, di mana pengeluaran untuk TI akan melampaui angka US$ 4 triliun (sekitar Rp54,6 kuadriliun) atau tumbuh sebesar 3,7%.
Organisasi-organisasi di seluruh dunia diperkirakan akan memangkas pengeluaran untuk hardware, termasuk di antaranya pengeluaran untuk perangkat edge dan perangkat keras untuk data center. Sementara investasi untuk software dan services, termasuk cloud computing, akan meningkat.
John-David Lovelock, Distinguished Research Vice President Gartner, mengatakan bahwa organisasi bisnis kembali melipatgandakan investasinya untuk TI setelah melihat ketidakpastian global mulai berkurang.
“Mereka mengantisipasi pertumbuhan pendapatan, tapi pola pengeluaran akan terus mengalami pergeseran,” jelas Lovelock seperti dikutip dari laman Networkwold.
Penjualan sistem data center akan tumbuh 1,9% tahun ini, sementara segmen devices yang mencakup laptop, printer sampai dengan smartphone akan tumbuh hanya 0,8%. Tahun lalu penjualan sistem pusat data sudah mengalami penurunan sebesar 2,7% sedangkan segmen devices melorot hingga 4,3%.
SaaS Dorong Pengeluaran Software Enterprise
Layanan TI akan meningkat 5% setelah tahun 2019 lalu mengalami peningkatan sebesar 3,6%. Namun yang mengesankan adalah segmen software enterprise, yang diharapkan tumbuh 10,5% tahun ini. Pertumbuhan tersebut mencakup area software on-premises (seperti Microsoft dan Oracle) dan layanan cloud. Seperti diperkirakan sejak lama, pertumbuhan akan lebih banyak terjadi pada SaaS daripada software on-premises.
"Hampir seluruh segmen pasar dalam software enterprise ini didorong oleh adopsi model software as a service (SaaS)," kata Lovelock. Dan pengeluaran untuk SaaS ini adalah pengeluaran baru yang dialokasikan oleh organisasi.
Software yang bukan cloud pun akan terus tumbuh meski dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Menurut prediksi Gartner, software berbasis lisensi juga masih akan dibeli bahkan penggunaannya akan meluas hingga tahun 2023.
Dari hasil bincang-bincang Gartner dengan para kliennya, Lovelock memaparkan adanya pergeseran preferensi dalam tiga tahun terakhir ini. Kalau sebelumnya klien mengatakan “kami suka semua jenis teknologi”. Kini mereka berpendapat “kami suka teknologi yang lebih soft dan tidak semua teknologi”. Trennya sendiri mengarah pada konsultasi, software, dan cloud. Dan cloud dianggap sebagai teknologi yang paling soft.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR