Agensi perekrutan Robert Walters mengungkapkan pekerjaan di perusahaan berbasis teknologi makin dicari pada 2020. Hal itu terjadi karena posisi kerja yang dibuka di perusahaan berbasis teknologi atau digital semakin banyak.
Kondisi tersebut seiring perkembangan industri digital yang semakin pesat. Perusahaan startup teknologi yang banyak berkembang saat ini adalah perusahaan di bidang logistik, pembayaran, kesehatan, dan edukasi.
Selain banyak perusahaan baru, seperti e-commerce, fintech, dan bisnis digital lainnya yang bermunculan, perusahaan tradisional pun banyak yang beralih dan berkembang ke digital. Perusahaan berbasis teknologi pun menjadi penggerak utama di sektor ekonomi.
"Melanjutkan tren dari tahun-tahun sebelumnya, e-commerce dan digital terus menjadi pendorong utama perekonomian dan ini mempengaruhi aktivitas perekrutan sepanjang 2019," tulis Eric Mary, yang dikutip dari laporan Laporan Survei Gaji 2020 Robert Walters.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, penyerapan tenaga kerja di perusahaan teknologi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada 2020 diprediksi naik dibandingkan 2019.
"Rekrutmen diprediksi akan lebih aktif di tahun 2020, dibandingkan 2019," kata mereka seperti dikutip dari laporan tersebut.
Adapun kemampuan yang banyak dicari di perusahaan berbasis teknologi dan digital antara lain machine learning, artificial intellegece, dan big data. Meski begitu, masih sedikit sulit untuk menemukan orang-orang yang sesuai dengan kualifikasi tersebut.
Kalaupun ada, kebanyakan dari mereka tinggal dan bekerja di luar negeri, atau lebih memilih untuk bekerja dari rumah dan menuntut waktu kerja yang fleksibel.
Robert Walters menyarankan perusahaan agar lebih melihat kepada potensi calon karyawannya itu sendiri, dibandingkan kemampuan yang dimiliki. Perusahaan pun juga disarankan untuk mengadakan pelatihan rutin yang dapat mengembangkan kemampuan karyawan itu nantinya.
"Kemampuan seperti itu tidak banyak tersedia dan untuk mendapatkan para profesional yang mumpuni, perekrut perlu menunjukkan peluang pengembangan karir," ujarnya.
Berkembangnya industri digital juga membuat karyawan lebih cenderung sering berpindah tempat kerja. Sebesar 31 persen karyawan yang bekerja di perusahaan teknologi dan digital lebih sering berpindah kerja dalam kurun waktu dua tahun.
Karyawan yang berpindah kerja sebagian besar ingin mendapatkan kenaikan gaji. Robert Walters memprediksi, mereka rata-rata menginginkan kenaikan gaji sebesar 15-30 persen. Khusus di perusahaan teknologi, rata-rata menginginkan kenaikan gaji sebesar 20-30 persen.
Oleh karena itu, perusahaan teknologi lebih cenderung sering menaikkan gaji karyawannya. Beberapa posisi yang diprediksi mengalami kenaikan gaji lebih banyak dibandingkan dengan posisi lainnya yakni Data Scientist, dengan prediksi kenaikan gaji mencapai Rp250 juta pada 2020 dibandingkan tahun 2019.
Posisi Head of Digital dan Head of E-Commerce juga diprediksi mengalami kenaikan gaji berkisar antara Rp150 juta hingga Rp200 juta pada 2020 dibandingkan tahun 2019.
Karyawan yang sering berpindah kerja juga dikarenakan ingin mendapat kesempatan lebih besar untuk berdinas atau bekerja di luar negeri, serta memiliki lebih banyak waktu luang di luar jam kerja mereka.
Karyawan pun lebih cenderung memilih perusahaan yang memiliki lingkungan dan budaya kerja yang nyaman. Hal tersebut tak hanya berlaku di perusahaan teknologi, tapi di semua perusahaan termasuk keuangan, perbankan, human resource, hukum, serta penjualan dan pemasaran.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR