Wabah SARS yang melanda pada tahun 2003 juga dinilai telah membantu memulai pengembangan e-commerce di Cina. Kali ini, penyebaran COVID-19 juga diharapkan "melanjutkan pergeseran struktural jangka panjang" ke sistem ekonomi online, kata S&P Global Ratings.
Rumah sakit juga telah beralih ke pengobatan jarak jauh secara online untuk membantu memilah-milah pasien. Total ada puluhan juta konsultasi kesehatan yang berlangsung lewat sambungan internet, ungkap media pemerintah.
Banyak museum dan situs budaya juga telah ditutup. Namun banyak juga dari mereka seperti Kota Terlarang di Beijing dan museum prajurit terakota di Xi'an telah membuat pameran online atau membuat tur virtual baru. Para pecinta binatang juga dapat melihat panda-panda di Kebun Binatang Beijing melalui media sosial.
Bahkan pengarahan Kementerian Luar Negeri Cina yang selama ini menjadi penghubung antara pemerintah dengan dunia luar telah diubah menjadi tanya jawab online.
Sekolah dan pesta ulang tahun virtual
Dengan ditutupnya sekolah-sekolah secara nasional hingga Maret mendatang, pembelajaran pun beralih ke dunia maya. Institusi pendidikan kini berjuang untuk mematuhi arahan Kementerian Pendidikan untuk "menghentikan kegiatan kelas, tetapi tidak menghentikan pengajaran."
Grace Wu memiliki putri berusia sembilan tahun bernama Charlotte. Putrinya biasanya belajar di sekolah Shanghai American School yang sekarang telah ditutup. Grace Wu mengakui putrinya kemungkinan menghadapi prospek jeda belajar yang panjang karena keluarga mereka "mengkarantina diri" di dalam rumah.
"Semacam kekhawatiran ganda. Pertama tentang virus ... kekhawatiran kedua tentang pembelajaran," ujar Grace Wu. Namun pada minggu lalu sekolah putrinya meluncurkan pelajaran lewat dunia maya hingga semua kembali normal.
Charlotte dan teman-teman sekelasnya telah menerima situasi ini, bahkan menyelenggarakan pesta ulang tahun virtual di platform konferensi video Zoom.
"Ini ibarat pesta ulang tahun di awan," kata Grace Wu yang juga seorang bloger ini.
Alibaba mengatakan bahwa pada hari Senin (10/02) bahwa sekolah-sekolah di lebih dari 300 kota di 30 provinsi menggunakan platform mereka sebagai ruang kelas, dengan siswa yang berpartisipasi berjumlah 50 juta.
Tidak selalu mulus
Para pengguna layanan di seluruh negeri pada pekan lalu mengeluhkan bahwa platform besar Cina cenderung rawan atau sering crash karena lalu lintas yang padat.
Alibaba mengatakan kepada media pemerintah bahwa mereka telah memasang lebih dari 10.000 server cloud baru sebagai respon atas keluhan para pelanggan. Beberapa penyedia menciptakan fitur baru yang memungkinkan para pengguna untuk mengaburkan latar belakang mereka untuk menghindari terlihat "tidak profesional" ketika mereka mulai online dari rumah.
Publik di Cina memang sudah sangat terhubung dengan sambungan internet lewat telepon genggam dan menggunakannya untuk berbagai kebutuhan seperti berbelanja, memesan makanan, mencari mitra bisnis, membayar tagihan dan mengekspresikan diri.
Wang Guanxin, seorang instruktur dengan iTutorGroup, mengatakan keadaan ini akan semakin berkembang dengan mewabahnya virus COVID-19. Wang juga mengatakan virus ini adalah "titik balik" bagi bidang industrinya.
"Secara objektif, situasi ini akan membuat orang yang tidak begitu percaya atau mengandalkan dunia maya untuk bisa mengubah pandangan mereka," ujar Wang.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR