JD.ID kini menjadi startup dengan valuasi menembus 1 miliar dolar AS atau unicorn. Hal ini membuat perusahaan e-commerce ini menjadi unicorn keenam di Indonesia.
Sebelumnya, sudah ada lima startup Indonesia yang bergelar unicorn, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.
Dilansir Tech in Asia, naiknya valuasi JD.ID setelah anak perusahaan JD.com tersebut dikabarkan menerima investasi dari Gojek. JD.ID tak membenarkan atau membantah kabar itu meski tidak diketahui nilainya.
JD.ID mencapai valuasi di atas USD 1 miliar setelah melakukan join ventures dengan beberapa perusahaan digital berpendanaan jumbo. Pada Februari 2019, JD.ID tergabung dalam pendanaan fase pertama putaran pendanaan seri F Gojek. Pendanaan ini dipimpin Google, JD.com, dan Tencent.
JD.ID merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara JD.com dan Provident Capital, perusahaan investasi lokal yang juga investor Gojek.
Indonesia memiliki pasar e-commerce yang menarik bagi para investor. Pada 2019, pasar e-commerce menvapai 20,9 miliar dolar AS dan diprediksi naik empat kali lipat pada 2025 menjadi 82 miliar dolar AS. Kenaikan tersebut berdasarkan terus tumbuhnya kelas menengah dan meningkatnya akses internet.
Saat ini, cukup banyak pemain e-commerce yang bertarung untuk memperebutkan pasar seperti Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia.
Sejauh ini, Tokopedia masih menjadi e-commerce yang terbanyak dikunjungi diikuti Shopee, Bukalapak, dan Lazada.
Sementara, JD.ID berada di posisi enam. Secara regional di Asia Tenggara, Shopee dan Lazada bersaing ketat di posisi puncak.
JD.ID juga memperoleh pendanaan dari investor lainnya. Misalnya Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.
JD.ID mulai beroperasi di Indonesia pada 2015. Perusahaan ini menjadi penantang bagi e-commerce lainnya, seperti Shoppee, Blibli, dan Lazada.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR