Aplikasi ini dikembangkan bersama oleh pemerintah China dan China Electronics Technology Group Corporation dan didukung oleh data dari otoritas kesehatan dan transportasi.
"Di China, dan di seluruh Asia, data tidak dilihat sebagai sesuatu yang harus dikunci, itu adalah sesuatu yang dapat digunakan. Asalkan dilakukan secara transparan cara, dengan persetujuan di mana diperlukan," ujar Carolyn Bigg, pengacara teknologi dari perusahaan DLA Piper.
"Dari perspektif China, ini adalah layanan yang sangat berguna bagi orang-orang. Ini adalah alat yang sangat kuat yang benar-benar menunjukkan kekuatan data yang digunakan untuk kebaikan," tambahnya seperti dikutip Engadget.
Komisi mencontohkan cara kerja aplikasi tersebut dalam penerbangan, misalnya, penumpang di baris yang sama, dan tiga baris di depan dan tiga di belakang, sebagai orang yang terinfeksi dianggap berada dalam "kontak dekat".
Seperti diketahui, peluncuran aplikasi ini dilakukan karena virus corona telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menginfeksi lebih dari 42 ribu orang di seluruh dunia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR